Tunisia (ANTARA News) - KBRI Tunisia menggelar acara festival makanan Indonesia. Food Festival yang diadakan dalam rangkaian peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tunisia yang berlangsung selama seminggu dari 29 Juli hingga 4 Agustus di Restauran El Montazah, Hotel Golden Tulip, Tunisia.

Pada acara pembukaan festival makanan di hotel berbintang yang merupakan salah satu hotel terbaik di Afrika dan pernah mendapat penghargaan sebagai hotel terbaik di Timur Tengah dan Afrika Utara , berlangsung Rabu malam hadiri sekitar 200 orang terdiri dari pengusaha Tunisia, agen perjalanan, jurnalis dan tokoh masyarakat Tunisia.

Food Festival yang dibuka Duta besar RI Tunis, Muhammad Ibnu Said, ditampilkan kesenian Indonesia berupa persembahan musik tradisional Jawa Barat, Saung Angklung Udjo serta tarian yang dibawakan para penari Binaan KBRI Tunis, Dubes M Ibnu Said dalam sambutannya, menyampaikan bahwa peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Tunisia merupakan momen penting untuk lebih meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama kedua negara di berbagai bidang, terutama di ekonomi, sosial dan budaya.

Pada kesempatan itu Dubes mengajak para hadirin untuk berkunjung ke Indonesia, tanpa harus beranjak dari tempat mereka, melalui hidangan, musik angklung dan beragam tarian tradisional Indonesia.

Selama Food Festival diadakan demo memasak martabak yang dilakukan Chef Rusli Yawan, juru masak Wisma Duta yang pernah bekerja selama 15 tahun di Hotel Hilton Jakarta Indonesia.

Salah seorang pengusaha Ghufron Hussaini, yang hadir dalam acara tersebut menyatakan sangat menyukai martabak telur dan kacang goreng yang menurutnya membuat ketagihan.

Rasa martabak telur disebutnya mirip dengan makanan khas Tunisia, yang dikenal dengan nama Brik, namun beraroma dan rasa yang berbeda, karena dibubuhi bumbu yang sedap.

Martabak telur yang sangat digemari masyarakat Tunsia itu terbuat dari telur, daging dan daun bawang serta bumbu gulai yang dicampur menjadi satu dan di bungkus dengan kulit martabak yang diolah sendiri oleh Chef Rusli.

Rusli mengatakan umumnya masyarakat di Tunisia sangat menyukai martabak, karena seperti pizza atau brik, sejenis martabak makanan khas Tunisia yang berisi tuna atau buah zaitun. Setiap pertemuan diplomatik dan promosi kebudayaan Indonesia selalu menampilkan martabak telur, ujarnya.

Sementara itu salah seorang pengusaha terkemuka dan juga anggota Parlemen Tunisia yang tidak dapat hadir mengirimkan surat permintaan maaf karena tidak dapat hadir dalam acara food festival yang tengah berlangsung di Hotel Golden Tulip yang terletak dipinggir laut.

Mohamed Sakher el Matri yang khusus mengirimkan bunga dan menuliskan surat permintaan maaf karena mempunyai acara lainnya mengakui hubungan Indonesia dan Tunisia akan berjalan dengan baik.

Selama seminggu festival makanan Indonesia setiap hari ditampilkan menu yang berbeda seperti Soto Bandung , nasi uduk dan ayam serundeng serta salag Padang dan martabak manis di hari pertama.

Hari kedua ditampilkan soto Banjar, ikan saud dabu dabu, mie goreng serta kolak pisang, sementara pada hari ketiga ditampilkan Soto Madura, sate ayam dan salat Bangka serta penampilan demo memasak yang dilakukan Chef Rusli.

Acara pembukaan festival makanan berhasil menarik minat masyarakat untuk mengenal makanan khas Indonesia dan juga cara memasak martabak telur yang cara pembuatannya cukup unik langsung di depan undangan. (ZG/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010