Jakarta (ANTARA News) - Seorang wanita di Prancis utara mengakui telah mencekik delapan bayi yang telah ia dilahirkan, tetapi mengatakan suaminya tidak mengetahui perbuatannya itu, kata jaksa yang menangani kasus tersebut.

Dominique Cottrez 47 tahun ditahan atas tuduhan pembunuhan atas bayi-bayinya antara tahun 1989 hingga 2006, sementara suaminya telah dibebaskan tanpa hukuman.

Suaminya, Mr Cottrez semula menghadapi investigasi atas tuduhan menyembunyikan mayat-mayat bayi itu dan tidak melaporkan kejahatan yang diketahuinya.

Mayat-mayat bayi Cottrez ditemukan di desa Villers-au-Tertre, dekat utara kota Lille pada Rabu lalu.

Polisi dengan anjing pelacak melakukan pencarian di dua rumah di desa komuter yang tenang, setelah pemilik rumah baru memanggil mereka menyusul penemuan mayat di kebun.

Rumah itu mulanya milik orang tua perempuan yang ditahan.

Polisi kemudian melakukan pencarian di rumah lain di desa--tempat pasangan itu ditangkap--dan menemukan beberapa mayat bayi lainnya.

Nyonya Cottrez mengatakan ia menyadari kehamilannya, tapi dia tidak ingin anak lagi dan tidak ingin menemui dokter untuk kontrasepsi, jaksa dalam kasus tersebut mengatakan dalam konferensi pers.

Nyonya Cottrez mengaku setelah kelahiran pertama yang sulit karena berat badannya, dia tidak mau lagi bertemu banyak dokter. Hanya dia yang tahu kehamilannya dan melahirkan bayi-bayinya sendirian, jaksa itu mengatakan.

Beberapa mayat bayi yang ditemukan di rumah pertama dalam keadaan terbungkus tas plastik, sementara enam lainnya ditemukan di garasi di rumah kedua dalam kantung plastik tertutup rapat, tersembunyi di bawah berbagai barang.

Kelahiran depalan bagi dikatakannya terjadi antara tahun 1989 hingga 2006/2007, meskipun penyelidikan lebih lanjut dapat menentukan tanggal yang tepat.

Mr Cottrez mengatakan tidak pernah melihat kehamilan istrinya karena badan istrinya yang gemuk, dan tidak tahu jika istrinya telah "menyingkirkan" bayinya setelah dilahirkan.

Pasangan itu telah memiliki dua putri dewasa dan cucu.

Kedua anak perempuan pasangan Cottrez tidak disebutkan namanya, berusia 21 dan 22, kepada koran lokal La Voix du Nord mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui kejadian itu.

Putri Cottrez yang lebih muda mengatakan:"Kami tidak pernah melihat apa-apa. Dia memiliki saat-saat lelah, itu benar, tapi dia bekerja hampir 24 jam sehari antara pekerjaannya sebagai pembantu rumah tangga dan bekerja di rumah sendiri."

Sementara yang berusia lebih tua mengaku teringat bagaimana ibunya telah membantu kelahiran anaknya. "Dia ada di perjalanan bersama saya, dia adalah orang yang membawanya dan menyelimutinya.....Kami berdua menitikkan air mata di mata kita," katanya dikutip BBC.

Penerjemah:
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010