Lebak (ANTARA News) - Warga Baduy Dalam di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, terserang penyakit prambusia atau sejenis penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuh penderita sehingga produktivitas penderita menurun.

"Penyakit itu tidak mematikan karena menyerang pada bagian kulit saja, seperti luka koreng-korengan," kata Maman Hasanudin, petugas medis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Sabtu.

Maman mengatakan, sejak ditemukan kasus prambusia di Baduy Dalam tahun 2001-2009 tercatat 94 orang hingga kini terus dilakukan pengobatan maupun pencegahan penyebaran penyakit tersebut.

Bahkan, pencegahan prambusia dilakukan pengobatan secara massal bersama petugas medis Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak.

"Kegiatan pengobatan itu dilakukan setiap tahun sekali," katanya.

Dia juga mengatakan penyakit prambusia di Indonesia tergolong penyakit langka, dan yang ada hanya warga pedalaman, seperti Papua dan Baduy.

Penyebaran prambusia ditularkan kuman akibat buruknya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) warga setempat.

Sebagian besar penderita prambusia warga Baduy Dalam tersebar di Kampung Cikeusik, Cibeo dan Cikawartana karena mereka kurang memperhatikan kebersihan lingkungan.

Ia mencontohkan, berpakaian sampai berminggu-minggu tidak diganti, mandi tidak menggunakan sabun, dan bahkan warga Baduy ketika tidur tidak beralas tikar.

"Dengan hidup tanpa bersih itu tentu sangat rawan terhadap penyebaran penyakit kulit itu," katanya.

Dia menjelaskan, pengobatan prambusia hanya dilakukan penyuntikan jenis benzetin untuk membunuh kuman-kuman pada bagian tubuhnya. Namun, hingga kini penyakit koreng-koreng yang menyerang bagian kaki, tangan dan badan belum terbebas.

"Saya targetkan tahun 2010 ini Baduy bebas dari prambusia," katanya.
(ANT/A024)


Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010