Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai sekitar Rp13 triliun selama Juli 2010.

"Selama Juli kalau tidak salah uang yang masuk dari luar kira-kira Rp13-14 triliun," kata Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur BI Darmin Nasution usai peluncuran Gerakan Peduli Koin Nasional di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, masuknya aliran dana asing itu terjadi karena para investor melihat Asia jauh lebih menjanjikan dibanding Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Di dunia yang komunikasinya baik seperti sekarang pasti ada aliran dana, dulu ke SBI karena sekarang sudah ada aturan minimum `holding` sebulan," ujarnya.

Darmin mengatakan dana yang masuk itu terutama di Surat Utang Negara (SUN) dan saham. "Belasan triliun rupiah langsung masuk ke SUN dan saham, SBI hari-hari ini tidak berubah jumlahnya dengan satu bulan lalu," tuturnya.

Pertumbuhan ekonomi Asia yang baik juga menyebabkan menguatnya nilai tukar mata uang negara-negara Asia termasuk rupiah.

Pada Jumat, rupiah menguat hingga mencapai level Rp8.950 per dolar AS. BI mewaspadai menguatnya rupiah yang sudah dikeluhkan para eksportir.

"Eksportir banyak yang `ngomel-ngomel` karena nilai tukar dolar tergerus beberapa hari ini," katanya.

Penguatan rupiah itu, menurut dia, terjadi karena memang fundamental ekonomi negara-negara di kawasan Asia jauh lebih kuat dibanding Eropa dan Amerika.

"Terlalu kuat juga tidak bagus, tapi kami bertekad menjaga (nilai tukar rupiah)," tegasnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan penguatan rupiah terhadap dolar AS akan meningkatkan biaya yang ditanggung eksportir.

"Kami harus berusaha mengurangi biaya eksportir untuk cost productionnya, jadi harus mengurangi ekonomi biaya tinggi. Segi biaya pengolahan, restitusi dan lainnya yang harus ditingkatkan," katanya.

Mendag menambahkan pemerintah akan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Kami jaga keseimbangan, yang penting stabil, dan itu tugas BI," ujarnya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010