Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia selama semester I/2010 mencapai 9,63 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

"Neraca perdagangan secara kumulatif selama semester I/2010 surplus 9,63 miliar dolar, jadi nyaris 10 miliar dolar dalam satu semester," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, di Jakarta, Senin.

Rusman menjelaskan, Indonesia masih mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara mitra dagang terutama yang terbesar dengan China, namun dengan negara lainnya masih surplus.

Menurut catatan BPS defisit perdagangan selama semester I/2010 dengan China sebesar 2,95 miliar dolar AS. Defisit terbesar kedua dialami Indonesia dalam berdagang dengan Thailand, yaitu sebesar 1,69 miliar dolar AS.

Rusman mengatakan defisit perdagangan dengan Thailand itu terjadi karena Indonesia banyak mengimpor buah-buahan dan sayur-sayuran dari negara gajah putih itu.

Selain China dan Thailand, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan Australia sebear 856,3 juta dolar dan Singapura sebesar 218,6 juta dolar.

Rusman menambahkan selama semester satu 2010 ini, Indonesia masih mengalami sedikit surplus dari perdagangan minyak mentah sedangkan dalam perdagangan hasil minyak (olahannya masih defisit).

"Untuk minyak mentah satu semester ini kita sedikit surplus yaitu 333,6 juta dolar dan masih bisa disebut net exporter sedangkan hasil minyak minus 6,4 miliar dolar. Devisa kita habis untuk impor BBM," tuturnya.

Sementara itu, untuk perdagangan gas Indonesia menjadi eksportir besar dengan nilai 6,491 miliar dolar sedangkan impornya hanya 348,7 juta dolar AS.

Nilai impor Indonesia mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu mencapai 62,89 miliar dolar AS atau meningkat 51,99 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Impor non-migas selama semester I 2010 mencapai 49,77 miliar dolar atau naik 46,52 persen dibanding periode yang sama tahun 2009, sedangkan impor migasnya mencapai 13,12 miliar dolar atau naik 77,10 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut golongan, maka jumlah penggunaan barang selama semester I 2010 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan untuk semua golongan, yaitu impor barang konsumsi 61,14 persen, bahan baku/penolong 55,90 persen, dan barang modal 35,91 persen.

Impor barang konsumsi selama semester awal 2010 ini mencapai 4,652 miliar dolar, impor bahan baku/penolong mencapai 46,222 miliar dolar, sedangkan impor barang modal mencapai 12,016 miliar dolar.

Negara pemasok barang impor non migas terbesar selama semester I 2010 masih ditempati oleh Cina dengan nilai 8,99 miliar dolar dengan pangsa 18,07 persen, diikuti Jepang 7,64 miliar dolar (15,34 persen) dan Singapura 4,86 miliar dolar (9,77 persen).

Sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 23,10 persen dan Uni Eropa sebesar 8,83 persen.
(T.E014/B008/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010