Liwa, Lampung Barat (ANTARA News) - Gempa bumi berkekuatan 5,4 skala richter menggetarkan wilayah pesisir Lampung Barat pada Selasa sekitar pukul 15.13 WIB dan sempat membuat warga di Pulau Sumatera itu panik.

"Gempa sangat kuat getarannya, membuat saya terkejut dan sontak keluar rumah untuk menyelamatkan diri, walaupun getaran gempa hanya sesaat tetapi getaran tersebut membuat perabotan rumah saya bergerak kencang," kata Khoriyah (39), warga Pasar Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, sekitar 320 km dari Bandarlampung.

Ketika gempa berlangsung, warga langsung berlari menjauh dari pantai.

"Karena kekuatan gempa cukup besar membuat masyarakat yang berada di dekat pantai menjauh, yang ditakutkan akan terjadi tsunami seperti di Provingsi Aceh, sehingga warga mengambil inisiatif sendiri," kata dia lagi.

Gempa bumi yang terjadi di Wilayah Pesisir Lampung Barat membuat sebagian besar masyarakat lari keluar rumah menuju tanah lapang, dan sebagian menjauh dari pantai karena mengkhawatirkan tsunami.

Gempa dengan 5,4 skala Richter (SR) terjadi sekitar pukul 15.13 WIB yang berpusat pada 141 kilometer Selatan Krui, Lampung.

Pusat gempa berada pada 141 kilometer Selatan Krui, 155 kilometer Barat Daya Liwa, Lampung 177 kilometer Barat Laut Ujungkulon, Jawa Barat 187 kilometer Barat Daya Tanjungkarang, Lampung, 323 kilometer Barat Daya Jakarta.

Terlihat getaran gempa menggerakkan sebagian reklame dan tiang listrik yang terbuat dari beton, gempa itu juga membuat aktifitas di pusat perdagangan terhenti beberapa menit.

Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan mengenai korban dan kerusakan.

Mat Hardi (43), warga yang berada di Kecamatan Pesisir Selatan, Lampung Barat, mengatakan, gempa membuat aktifitas warga terhenti.

"Gempa tadi membuat saya berhenti beraktivitas di dekat laut, selain itu getaran gempa cukup kuat membuat sebagian besar perabotan saya nyaris jatuh," kata dia.

Dia memaparkan, warga pinggir pantai ketakutan.

"Warga yang tinggal di dekat pantai lari menjauh dan mencari tempat yang paling aman, bahkan warga tidak mau masuk rumah, yang dikhawatirkan gempa susulan terjadi lagi," katanya.

(ANT-049/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010