Brasilia (ANTARA News) - Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva akan melakukan perjalanan ke Venezuela dan Kolombia pekan ini untuk membantu memulihkan hubungan diplomatik yang terputus antara kedua negara itu, demikian menurut jurubicaranya, Rabu.

Perjalanan Lula akan ke Caracas, Jumat, untuk menemui Presiden Venezuela Hugo Chavez. Ia kemudian akan menghadiri penyerahan kekuasaan presiden Kolombia dari Alvaro Uribe yang akan mengakhiri masa jabatannya ke penggantinya, Juan Manuel Santos, yang telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Tapi dengan konfrontasi antara Venezuela dan Kolombia belakangan ini karena tuduhan Bogota bahwa Chavez telah membolehkan pemberontak Kolombia menggunakan negaranya sebagai tempat berlindung yang aman, Lula ingin mengalihkan tujuan lawatannya ke misi diplomatik ulang-alik antara kedua negara itu.

Presiden Lula akan menegaskan kesiapannya untuk memfasilitasi dimulainya kembali pembicaraan antara Kolombia dan Venezuela dan untuk membantu membina kembali hubungan antara dua pemerintah mereka, tutur jurubicaranya, Marcelo Baumbach, pada wartawan.

Baumbach mengatakan kahadiran Lula pada upacara pelantikan Santos "akan menjadi kesempatan untuk menunjukkan bahwa Brazil dapat menjadi saluran bagi pembicaraan antara negara-negara di kawasan itu, mengingat negara ini memiliki hubungan yang sangat baik dengan mereka semua".

Bagaimanapun, meski ada perubahan kepemimpinan di Bogota, ada pertanda bahwa Kolombia -- sekutu terdekat Amerika Serikat di kawasan itu -- akan menjauhkan Lula (untuk campurtangan sebagai penengah).

Baumbach mengakui bahwa belum ada pertemuan bilateral telah dijadwalkan antara Lula dan Uribe atau Santos. Tapi ia mencatat bahwa beberapa jam pada Sabtu pagi telah bebas dan "adalah mungkin bahwa pertemuan akan dijadwalkan".

Ia juga memastikan bahwa Lula akan menghadiri acara makan malam terakhir Uribe sebagai presiden Kolombia, Jumat malam.

Chavez telah memobilisasi tentara di perbatasan dengan Kolombia dan memutuskan hubungan diplomatik setelah Bogota bulan lalu menuduh Venezuela telah menyembunyikan 1.500 pemberontak sayap kiri, tuduhan yang ia bantah dengan sengit.
(S008/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010