Jakarta (ANTARA News) - PT Telkom Tbk mencari peluang bisnis dalam pertemuan dengan sekitar 50 operator telekomunikasi internasional pada "Telkom International Conference" (Batic) di Nusa Dua, Bali, 3-6 Agustus 2010.

"Acara Batic diarahkan untuk menjadi wahana bagi para operator telekomunikasi global untuk saling berbagi ide-ide dan gagasan, serta untuk mengetahui gambaran pasar `broadband` di Indonesia dan di kawasan Asia," kata Presdir Telekomunikasi Indonesia Internasional (TII) Septika N Widyasrini, di Nusa Dua, Bali, Kamis.

TII merupakan anak perusahaan Telkom yang membidangi bisnis internasional. Acara Batic dibuka oleh Dirjen Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, Muhammad Budi Setiawan, Rabu (4/8), dihadiri sejumlah operator telekomunikasi internasional antara lain Singtel dari Singapura, TI Sparkle dari Italia, dari Malaysia (Telkom Malaysia, DIGI, Celcom), India (Tata), Jepang (NTT), China (China Telecom), Blackberry, Yahoo dan Google.

Blackberry, Yahoo, dan Google, mempresentasikan perkembangan teknologi dan kondisi industri telekomunikasi terkini, serta membahas peluang-peluang bisnis di masa depan.

"Selama pertemuan dibahas peluang-peluang bisnis ke depan baik voice (suara), data maupun internet. Diharapkan akan ada sejumlah kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan di antara para operator," katanya.

Septika menjelaskan, teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat cepat, yang memunculkan berbagai peluang bisnis.

Ia memberi contoh, layanan internet pitalebar (broadband internet services) berkembang pesat, yang memungkinkan pengguna internet semakin nyaman, dengan kecepatan dan kualitas layanan akses data yang semakin baik.

Dampaknya, pengguna internet meningkat rata-rata 682 persen dari tahun 2002 hingga 2010. Selain itu, pada tahun 2009 pengguna Blackberry meningkat lima kali dari tahun sebelumnya dan pengguna Facebook naik 30 kali dalam periode sama.

Ke depan, kata dia, dengan semakin tersedia layanan pita lebar, maka bisnis internet akan semakin berkembang, dan para operator tidak harus menghadapinya dengan persaingan, sebaliknya melakukan kemitraan agar bersama-sama mendapat manfaat.

"Menghadapi perkembangan industri telekomunikasi seperti itu, maka para operator harus mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan," katanya.

Ketika membuka acara Batic dengan thema "Capitalizing The Growth: Opportunities & Challenges in Asia Broadband Internet Business", Dirjen Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, Muhammad Budi Setiawan mengatakan, inisiatif Telkom mengadakan acara ini sangat diapresiasi karena Telkom berusaha untuk memasuki pasar internasional untuk ekspansi bisnis.

"Pasar telekomunikasi Indonesia sudah jenuh, jadi harus masuk ke pasar internasional. Dalam hal ini Telkom sudah melakukannya dan perlu diapresiasi," katanya seusai pembukaan acara.

Upaya Telkom merebut pasar internasional dilakukan melalui anak perusahaan yakni Telekomunikasi Indonesia Internasional (TII). Perusahaan ini sudah beroperasi di Singapura dan Hong Kong.

TII memiliki anak perusahaan di Singapura yakni Telekomunikasi Indonesia Internasional Pte. Ltd, sebagai pintu gerbang utama ke pasar telekomunikasi internasional.

Di sela acara Batic, Presiden Direktur TII Septika N Widyasrini mengisyaratkan pihaknya sudah menjalin kesepakatan dengan operator telkom Malaysia, namun tidak merincinya.

Sementara itu pemilihan singkatan Batic dalam acara ini merupakan upaya untuk memberi asosiasi positif terhadap hasil karya anak bangsa dan telah menjadi `national heritage` bangsa Indonesia, yakni Batik.

Acara Batic sengaja dikemas dalam nuansa tradisional yang mewakili kekayaan adat-istiadat Indonesia.
(B012/R016)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010