Jakarta (ANTARA News)- "Sejak zaman Presiden Soekarno, baru kali ini kami akan digusur," getir suara Kusen Sastrosuwito (78) warga Rawa Kebo, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, menanggapi rencana pemerintah DKI Jakarta menggusur tempat tinggalnya, Kamis.

Pemerintah DKI Jakarta, seperti yang diwartakan berbagai media, berencana menggusur tanah seluas 1.200 meter persegi yang ditempati oleh Kusen dan beberapa warga lain pada hari Rabu (4/8) atau Kamis.

"Saya sudah menggarap lahan ini sejak tahun 1957 dan kami akan bertahan di sini," tegas Kusen.

Kusen dan warga yang menempati lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu sejak Selasa (2/8) sampai Rabu (4/8), melakukan aksi kubur diri selama beberapa jam sebagai aksi protes terhadap rencana pemerintah menggusur tempat tinggal mereka.

"Hari ini kami tidak mengubur diri karena tanahnya basah akibat hujan," lanjut Kusen.

Tetapi bukan berarti Kusen menyerah. Pria tua asal Purworejo itu bahkan berniat menolak uang kerohiman dari pemerintah DKI Jakarta.

"Pemerintah memang mengatakan mau memberikan uang ganti rugi, tetapi kalau diterima kami pasti dianggap remeh oleh pemerintah," ungkap Kusen.

"Kalaupun ada dana ganti rugi yang sampai ke tangan kami mungkin hanya beberapa persen saja," sambung Kusen kemudian.

Meski demikian, Kusen sadar ia, anak-anak, beserta cucu-cucunya tidak punya jalan lain menghadapi pemerintah.

"Kalau digusur, ya mau bagaimana lagi mungkin saya akan pindah ke kolong jembatan tetapi yang pasti saya akan melawan," pungkas Kusen.
(Ber/A038/BRT)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010