Manado (ANTARA News) - Niat baik DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara, dengan agenda membahas penanganan kasus korupsi di daerah itu berbuah petaka, setelah alam tidak bersahabat dengan mereka hingga merengut dua nyawa.

Tidak bersahabatnya alam terjadi saat kapal wisata yang dipakai rombongan anggota Komisi III DPR RI dihantam ombak besar menjelang sandar di Dermaga Kalimas, Manado, Sabtu (7/8), usai rekreasi ke Taman Laut Bunaken, yang mengakibatkan kapal tersebut hancur berkeping-keping.

Kejadian itu mengakibatkan jatuh dua korban jiwa masing-masing anggota DPR RI, Setya Permana dan Wahyu Nurani, istri dari anggota DPR RI Sutjipto.

Sedangkan rombongan yang selamat diantaranya Sutjipto SH (FPD), H Nudirman Munir SH (F-PG), Drs Muhammad Nurdin MM (F-PDIP), Aboe Bakar Al Habsy (F-PKS), HA Dimyati Natakusumah SH (F-PPP), Drs H Otong Abdurahman (F-PKB), dan Dra Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Hanura).

Ironisnya kejadian itu berlangsung tiga meter menjelang kapal yang mereka tumpangi merapat di Dermaga Kalimas, Manado.

Siang itu deburan ombak Teluk Manado memang tidak seperti hari-hari biasanya. Terlihat dari kawasan Boulevard --sebuah kawasan bisnis di tepi lautan Teluk Manado-- deburan ombak menghantam keras bebatuan hingga terlihat buih-buih air berterbangan.

Menurut beberapa pengemudi perahu di Dermaga Kalimas Manado, mereka sebenarnya paham kalau ombak lagi bergelombang namun mereka tidak berani menyampaikan.

"Mereka sadar mulai pukul 11.00 Wita biasanya terjadi gelombang namun mereka takut ngomong," ujar salah seorang pemilik kapal, Guntur Bilulu.

Berwisata di lokasi kunjungan kerja merupakan kebiasaan anggota legislatif usai mereka melakukan pertemuan dengan jajaran eksekutif. Taman Nasional Bunaken memang layak ditonton karena keindahan taman lautnya.

Sehari sebelumnya anggota Komisi III melakukan pertemuan dengan di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulut yang dihadiri antara lain unsur kejaksaan, Pengadilan Tinggi Sulut, Pengadilan Negeri Manado, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Tinggi Agama.

Komisi III DPRRI juga melakukan pertemuan dengan Polda Sulut, Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Sulut.

"Salah satu yang dibicarakan adalah terkait penegakan hukum soal penanganan kasus korupsi di Sulut," kata Wakl Ketua Komisi III DPR-RI, Tjatur Sapto Edy.

Mereka pantas memantau penanganan soal korupsi di Sulawesi Utara karena memang menjadi fokus perhatian saat ini.

Pilkada Sulut (3/8) lalu menyisakan catatan kelam. Salah seorang Cawagub Sulut, Elly Engelbert Lasut, dipenjara karena dugaan kasus korupsi. Demikian pula Wali Kota Tomohon, Jefferson Rumajar, ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK beberapa hari sebelum perhelatan pilkada.


Prihatin Fasilitas Dermaga

Salah satu anggota Komisi III DPR RI yang selamat, H Nudirman Munir SH menyatakan keprihatinannya dengan fasilitas Dermaga Kalimas Manado, yang menjadi tempat pemberangkatan dan kedatangan wisatawan menuju Taman Nasional Bunaken.

"Fasilitas pelabuhan untuk para wisatawan ini sangat buruk. Jangankan tim SAR fasilitas klinik saja tidak ada, akibatnya ketika ada musibah seperti ini sama sekali tak ada pertolongan pertama," ujarnya di Bandara Sam Ratulangi Manado, Sabtu (7/8).

Munir mengatakan kecelakaan yang memakan korban anggota DPR RI, Setya Permana dan Wahyu Nurani, istri dari anggota DPR RI Sutjipto harusnya bisa dilakukan pertolongan pertama kalau semua fasilitas itu tersedia.

"Kami sangat membutuhkan oksigen sebagai pertolongan pertama tapi minta sama siapa?," kata Munir berkaca-kaca.

Pihaknya dan seluruh anggota DPR RI sangat menyesal tidak bisa berbuat banyak untuk kedua korban tersebut, apalagi kecelakaannya hanya berjarak tiga meter dari lokasi sandar Dermaga Kalimas, Manado.

Sementara itu Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo H Sarundajang mengatakan musibah kecelakaan kapal wisatawan dari Taman Nasional Bunaken, yang diterjang ombak hingga mengakibatkan meninggal dunia tidak pernah terjadi sebelumnya di Manado.

"Sudah bertahun-tahun lamanya kecelakaan kapal laut yang ditumpangi oleh wisatawan belum pernah terjadi. Ini merupakan musibah yang siapapun tak pernah menginginkannya termasuk pemerintah," ujar Sarundajang, di Bandara Sam Ratulangi Manado, Sabtu.

Pelajaran penting dari musibah yang menewaskan anggota DPR RI, Setya Permana dan Wahyu Nurani, istri dari anggota DPR RI Sutjipto, ujar dia, tetap akan ditindaklanjuti pemerintah agar semua fasilitas pelabuhan dan dermaga di kawasan Taman Nasional Laut Bunaken diperbaiki.

"Kritik dan masukan dari anggota DPR RI itu saya terima karena memang kondisinya seperti itu. Apa yang jadi masukan akan kami tindaklanjuti agar ke depan lebih baik lagi," janjinya.


Janji Perbaiki

Pejabat Walikota Manado, Drs Robby Mamuaja menyatakan akan memperbaiki semua fasilitas pendukung baik dari Dermaga Kalimas, Manado, maupun dari Dermaga Taman Laut Bunaken di Kecamatan Bunaken.

"Musibah ini menjadi pelajaran bagi kami untuk memperbaiki seluruh fasilitas yang diminta anggota DPR RI," ujar Mamuaja, Sabtu.

Meski demikian, kata dia, kecelakaan yang menewaskan anggota DPR RI, Setya Permana dan Wahyu Nurani, istri dari anggota DPR RI Sutjipto menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah.

Dia mengakui fasilitas di dermaga dan pelabuhan Manado untuk tujuan wisata ke Taman Nasional Laut Bunaken memang sangat minim.

"Meski ini murni musibah karena cuaca buruk tapi ini pelajaran berharga bagi kami dan pemerintah terutama wali kota terpilih nanti harus berbenah agar musibah yang memakan korban seperti ini tak terulang," katanya.

Peringatan dini atau tim kesehatan yang selalu siap setiap saat akan diupayakan begitu juga fasilitas tim SAR yang selalu siap akan dipikirkan.

Dia mengatakan yang terkait dengan keamanan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara akan diperhatikan.

"Cuaca di Manado itu tak menentu kadang satu jam ombaknya bagus tapi seringkali mendadak berubah. Untuk itu nanti akan dipersiapkan informasi khusus bagi wisatawan yang akan menuju ke Bunaken," janjinya.

Sedangkan jajaran terkait seperti Polda Sulut, Polairud dan Dinas Perhubungan langsung bergerak cepat mendatangi TKP di Dermaga Kalimas.

Polda Sulawesi Utara menyelidiki kecelakaan kapal motor "Lasa Jero" tersebut. Kapolda Sulawesi Utara (Sulut), Brigjen Pol Hertian Yunus di Manado, Sabtu mengatakan, Direktorat Reserse Kriminal langsung turun ke lapangan untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Kepolisian akan teliti semuanya," kata Hertian Yunus yang saat itu mempersiapkan pengurusan kedua jenasah itu di Rumah Sakit Bhayangkara Manado.

Sebagai bentuk tanggung jawab Pemprov Sulut dalam melayani tamunya, Pemprov telah memasilitasi pemulangan jenazah.

"Semuanya kami persiapkan dari peti hingga kendaraan dari lokasi kejadian sampai ke bandara kami yang siapkan. Ini salah satu bentuk perhatian pemerintah kepada korban," kata Plt. Sekdaprov Sulut, Rahmad Mokodongan.

Dua korban tersebut telah diterbangkan ke Jakarta pukul 19.00 Wita dengan menggunakan pesawat Lion Air JT 743 bersama rombongan yang selamat. (ANT/K004)

Oleh Oleh : Agus Setiawan
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010