Seoul (ANTARA News/AFP) - Angkatan Laut Korea Selatan melakukan pelatihan intensif malam hari yang bertujuan mendeteksi kapal-kapal selam Korea Utara, sebagai bagian penting dalam pelatihan lima harinya yang akan berakhir Senin.

Para pejabat militer mengatakan, pelatihan anti kapal selam terbesar yang pernah diselenggarakan negara itu terus berlangsung di Laut Kuning untuk menanggapi apa yang dituduhkan serangan Korea Utara (Korut) terhadap sebuah kapal perang Korea Selatan (Korsel) yang menewaskan 46 pelautnya Maret lalu.

Korut membantah keras menyerang kapal perang itu dan mengancam akan melakukan tindakan balasan terhadap pelatihan angkatan laut, yang melibatkan 4.500 tentara, 29 kapal perang dan 50 jet tempur itu.

Pelatihan itu adalah salah satu dari serangkaian kegiatan yang direncanakan akan diselenggarakan dalam bulan-bulan mendatang-- beberapa diantaranya dengan sekutu Korsel, Amerika Serikat -- untuk unjuk kekuatan terhadap Korut.

Pelatihan yang sedang diselenggarakan sekarang dipusatkan pada peningkatan kemampuan militer untuk mendeteksi kapal-kapal selam dan torpedo-torpedo setelah angkatan laut mendapat kecaman keras karena gagal mendeteksi serangan 26 Maret malam itu.

Gabungan Kepala Staf mengatakan pelatihan malam hari itu diseleggarakan enam sampai tujuh jam dimulai pukul 20:00 waktu setempat (19:00 WIB),yang diikuti seluruh kapal yang dilengkapi dengan sonar.

"Sampai sekarang, segalanya berjalan sesuai dengan rencana pelatihan kami," kata juru bicara Gabungan Kepala Staf kepada AFP, Minggu.

Satu tim penyelidik internasional mengatakan mereka menemukan bukti kuat bahwa sebuah kapal selam Korut menembakkan sebuah torpedo untuk memecahkan kapal perang Cheonan dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan kedua negara itu.

Korut mengatakan, tuduhan-tuduhan itu adalah satu bagian kampanye fitnah oleh Korsel dan Amerika Serikat. "Pelatihan anti kapal selam itu... adalah satu awal bagi perang agresi terhadap Korut," kata surat kabar partai komunis, Rodong Sinmun, Sabtu.

Militer Korut mengancam akan melakukan pembalasan "dengan kekuatan penuh" jika Korsel memicu satu konflik dalam pelatihan sekarang. "Peringatan kami bukan omong kosong," tulis surat kabar itu tanpa menjelaskan lebih jauh.(*)
(Uu.H-RN/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010