Jakarta (ANTARA News) - Penumpang yang ingin berlebaran di kampung halamannya menggunakan moda transportasi kereta api terpaksa begadang didepan tiket penjualan agar kebagian karcis, meski Ramadan 1431 H belum lagi datang.

Seorang calon pembeli tiket yang ada di barisan depan loket kereta api "Senja Kediri" dan "Bangun Karta", Yeni, Senin mengatakan, untuk bisa mudik ia terpaksa harus begadang di stasiun dan izin tidak masuk kerja.

"Semua ini, gara-gara call center 121 yang dibuka PT Kereta Api untuk syarat pembelian online tidak pernah bisa dihubungi dan akhirnya calon pemudik terpaksa datang langsung," katanya.

Dari pengamatan, di tempat penjualan karcis stasiun Gambir, Senin (9/8) pukul 22:00 WIB masih terlihat puluhan calon pembeli tiket mudik terlihat antre di lima loket penjualan tiket.

Yudi, calon pembeli tiket di loket 1 kereta api "Fajar Utama" Semarang, "Senja Utama" Semarang dan "Gumarang" mensinyalir ada maksud tertentu dibalik tidak bisa dihubunginya call center 121.

"Saya yakin, ada yang tidak beres dibalik sulitnya menghubungi 121," katanya.

Ia mengatakan, selama dua hari ikut antre dan tiket selalu habis di pengantre ke 20 dan ia menganggap sebagai tidak masuk akal.

"Kalau satu orang membeli 4 tiket berarti 20 orang pengantre hanya membeli 80 tiket. Jadi kemana tiket-tiket lainnya, padahal satu gerbong diisi 60 penumpang dan satu perjalanan 10 gerbong atau 600 penumpang," ujarnya.

Ia memperkirakan 520 kursi penumpang yang hilang itu, telah habis diborong calo.

Buyung Surya, pengantre di loket 5 untuk pembelian kereta api argo menambahkan dugaan Yudi ada benarnya, tapi bisa saja ada kemungkinan lain.

Ia menduga manajemen PT Kereta Api gagap teknologi. Yang dihitungnya, penjualan tiket untuk belasan atau puluhan orang saja. Padahal, pembeli tiket mudik itu tidak sedikit bisa mencapai puluhan ribu orang.

"Kuat dugaan saya, server yang dipakai terlalu kecil, sehingga sistem online tidak berjalan hingga calon pemudik harus antre," ujarnya.

Yeni, karyawan perusahaan swasta di kawasan Sudirman yang akan mudik ke Kediri mengatakan karena tidak bisa meninggalkan antrean ia dan saudaranya Fatimah mau tidak mau harus izin kerja.

Selama antre ia telah terserang pilek belum lagi gigitan nyamuk yang mengganggu istirahatnya.(*)
(ANT-136/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010