Bogor (ANTARA News) - PLN wilayah Bogor, Jawa Barat, melakukan pemadaman listrik pada hari pertama Ramadhan, Rabu.

Listrik padam di wilayah Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, sejak petang hingga sudah masuk waktu berbuka puasa.

Akibatnya, masyarakat berbuka puasa dalam suasana gelap, termasuk puluhan warga di perumahan Laladon Baru dan sekitarnya.

"Kekhawatiran kami bahwa PLN tidak bisa menjamin listrik tidak padam selama Ramadhan terbukti hari ini, dan bahkan listrik padam terjadi pada hari pertama bulan puasa," kata warga Laladon, Yani.

Padahal, kata Hari warga lainnya, PLN pada 1 Juli 2010 menaikkan tarif dasar listrik (TDL), namun pelayanan yang diterima konsumen listrik masih seperti sebelum tarif dinaikkan.

"Kalau sudah seperti ini, lantas bagaimana konsekuensi tanggung jawabnya," katanya.

Humas PT PLN APJ Bogor Kusumawan saat dihubungi mengenai pemadaman listrik yang terjadi sejak pukul 17.10 WIB, dan baru satu jam kemudian listrik menyala, mengatakan, kemungkinan gangguannya di gardu. "Informasi lebih lanjut dapat menghubungi kantor Pelayanan Darmaga," katanya melalui pesan singkat.

Pada akhir Juli 2010 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mendeklarasikan program Indonesia Bebas Pemadaman Listrik Bergilir 2010 di lapangan Bumi Gora, kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), di Mataram.

Pada kesempatan itu Dirut PLN Dahlan Iskan menjelaskan NTB dipilih menjadi tuan rumah acara itu karena sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Barat khususnya Sistem Lombok merupakan daerah terakhir yang dituntaskan PLN untuk bebas pemadaman bergilir sesuai Peta Bebas Pemadaman Bergilir per 30 Juni 2010.

Dahlan memaparkan berbagai upaya telah dilaksanakan untuk mewujudkan tekad ini, sehingga pada 30 Juni 2010 seluruh Indonesia bebas dari pemadaman bergilir.

Namun, ia menegaskan berakhirnya pemadaman bergilir setelah 30 Juni 2010 bukan berarti tidak ada pemadaman listrik yang bersifat insidental.

Menurut dia, terkadang ada pohon tumbang yang mengharuskan pemadaman listrik saat perbaikan jaringan yang rusak akibat kejadian tersebut.

"Ada juga karena trafo yang kena petir dan penangkal-penangkal petir itu banyak yang dicuri orang. Di Pulau Jawa sekitar 30 persen penangkal petir dicuri orang," ujarnya.

PT PLN mengalami defisit energi listrik di 14 titik yang menyebar di berbagai provinsi di Indonesia. Pada akhir tahun 2007 tercatat defisit energi listrik di 31 lokasi yang menyebar di berbagai daerah.

Berbagai upaya peningkatan kapasitas daya mampu jaringan listrik PLN terus ditingkatkan hingga akhir tahun 2009 defisit energi listrik tersisa 14 titik.

Sementara itu, dalam lamannya di www.pln.co.id, perusahaan tersebut menyatakan akan mencanangkan pelayanan standar internasional untuk Pulau Jawa.

Disebutkan bahwa pascatercapainya target bebas pemadaman bergiilir di seluruh daerah di Indonesia pada 30 Juni 2010, PLN pada 30 November 2010 akan mencanangkan target mutu dan kualitas pelayanan listrik di Pulau Jawa harus setara standar internasional.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PLN Dahlan Iskan saat melaporkan selesainya pemadaman bergilir di seluruh Indonesia kepada Presiden pada 27 Juli 2010 di Mataram, Nusa Tenggara Barat. "Hal ini karena infrastruktur pendukung untuk menuju ke arah itu memang ada," katanya.

Pada November 2010 kapasitas pembangkit di Pulau Jawa akan bertambah sekitar 2.300 MW, sehingga cadangan listrik akan ideal dan PLN bisa melayani daftar tunggu calon pelanggan yang mengajukan permohonan sambungan listrik.

Tambahan daya tersebut akan diperoleh dengan masuknya beberapa proyek PLTU 10.000 MW, yaitu PLTU Indramayu, PLTU Rembang, PLTU Suralaya 8, dan PLTU Paiton 3.

Disamping itu, pada Oktober 2010 akan tiba enam unit trafo Interbus Transformer (IBT) untuk memperkuat sisi transmisi.

Di sisi distribusi, pada 2010 juga akan ada tambahan 5.000 trafo tiang.

Menurut dia, target untuk membuat mutu dan layanan listrik di Pulau Jawa setara standar internasional pada 2010 memang cukup berat. Namun, PLN telah membuktikan target yang lebih berat yaitu membebaskan Indonesia dari pemadaman bergilir pada 30 Juni 2010 bisa dicapai. (A035/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010