Pangkalpinang (ANTARA News) - Sebanyak 28.408 rumah tangga sasaran di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung, pada 2010 mendapat jatah beras untuk masyarakat miskin (raskin) gratis.

Pagu raskin gratis bagi 28.408 rumah tangga sasaran (RTS) sebanyak 170 kg per tahun untuk setiap RTS atau naik 5 kg dibanding pada 2009 sebanyak 156 kg per tahun, kata Kepala Bulog Sub-Divisi Regional Bangka, Fansuri Perbatasari di Pangkalpinang, Jumat.

"Pagu raskin gratis mengalami kenaikan 5 kg mulai November hingga Desember dan sebelumnya dari Januari hingga Oktober setiap RTS menerima 13 kilo gram per bulan," katanya.

Ia menjelaskan, penambahan pagu raskin gratis bagi 28.408 RTS itu dimulai November 2010 untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga sasaran.

"Penambahan pagu raskin gratis itu ditetapkan melalui surat Menko Kesra RI No B/150/Menko/Kesra/8/2010 tertanggal 4 Agustus 2010 bahwa ada penambahan pagu untuk raskin gratis yakni 5 kg beras per RTS," ujarnya.

Ia mengharapkan, dengan adanya penambahan pagu Raskintis dapat membantu kesejahteraan rumah tangga sasaran (RTS).

Pendistribusian raskin gratis berjalan lancar dan tepat sasaran, yang didistribusikan setiap bulan, ujarnya.

Ia mengatakan, pada 2011 belum bisa dipastikan apakah kebijakan pemberian raskin gratis kepada RTS masih akan terus berlanjut.

"Semua itu tergantung kebijakan pemerintah pusat, tapi secara logika yang namanya rumah tangga miskin tetap ada, jadi kami mengharapkan program tetap berlanjut karena sangat dirasakan manfaatnya bagi keluarga miskin," katanya.

Fansuri Perbatasari, mengatakan, dalam waktu dekat segera menggelar operasi pasar sesuai Permendag Nomor 1095/N/DAG/SD/7/2010 pada 4 Agustus 2010 yang menetapkan harga beras untuk operasi pasar di wilayah Jawa Rp5.100 per kilogram dan luar Jawa Rp5.200 per kilogram.

"Harga tersebut belum termasuk biaya operasionalnya yang diestimasikan sekitar Rp300 hingga Rp500 per kilogram, tergantung jarak tempuh dalam pendistribusian," katanya.

Ia mengatakan, sudah menyiapkan diri jika sewaktu-waktu harus dilakukan OP jika harga beras tidak terkendalikan lagi sehingga memberatkan para konsumen.

"Pihak Disperindag Babel diharapkan menginstruksikan setiap daerah kabupaten dan kota melakukan operasi pasar yang berkoordinasi dengan Bulog, bagian upaya menstabilkan harga beras di pasar," ujarnya. (ANT040/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010