Jakarta (ANTARA News) - Musisi dan aktvis Franky Sahilatua yang sekarang dirawat di General Hospital Singapura berterima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menaruh perhatian kepadanya.

"Bung Franky berterima kasih atas perhatian Presiden," kata Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Akuat Supriyanto, di Jakarta, Minggu.

Pada Sabtu (14/8), Akuat mengunjungi Franky sekaligus membawa surat dari Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, perihal dukungan Presiden untuk Franky.

Menurut Akuat, Presiden berharap agar Franky segera sembuh, mengingat penyanyi kelahiran Surabaya itu kerap memberikan kritik positif yang menginspirasi pemerintah untuk lebih memahami dinamika publik.

Saat ditemui, kata Akuat, Franky mengingatkan gagasan lamanya agar Presiden dapat menjadi Bapak Kemakmuran Rakyat, bukan Bapak Pembangunan karena pembangunan hanya titik tolak, sementara kemakmuran merupakan tujuan akhir.

"Pembangunan tanpa visi kemakmuran hanya akan menjadi project oriented. Paradigma ini yang menurut Bung Franky harus dipegang oleh seluruh anggota kabinet," kata Akuat.

Meski terbaring sakit, Franky tetap memikirkan Indonesia. Bahkan, Franky mengaku menangis ketika menyaksikan perayaan Hari Nasional Singapura, 9 Agustus lalu, dari tempat tidurnya, yang diwarnai dengan wajah-wajah ceria rakyat Singapura dalam nuansa warna bendera merah putih, yang mengingatkannya akan mimpinya mengenai kemakmuran rakyat Indonesia.

"Suasana seperti inilah yang aku inginkan untuk Indonesia. Sebuah perayaan kemerdekaan dalam kondisi makmur," kata Akuat menirukan ucapan Franky.

Untuk menyemangati Franky, lanjut Akuat, Istana Kepresidenan membuat "kado istimewa" bagi pencipta lagu "Kemesraan" yang berulang tahun ke-57 pada 16 Agustus itu.

"Kado" itu adalah diwujudkannya gagasan lama Franky tentang "Pancasila di Batas Negara". Selama perayaan Hari Kemerdekaan, Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, mengirimkan staf-stafnya ke sejumlah provinsi yang memiliki wilayah perbatasan.

Mereka ditugaskan untuk mencermati apakah pemerintah daerah memberikan prioritas yang cukup bagi pengembangan kebudayaan lokal.

Dalam pandangan Franky, kata Akuat, perayaan Hari Kemerdekaan tidak hanya cukup dengan pengibaran bendera dan upacara, namun lebih dari itu harus ada kekuatan budaya lokal yang mengikutinya, sebagai ekspresi kegembiraan dari berbagai lokalitas di Indonesia atas pencapaian bangsa.

"Perayaan kemerdekaan harus dibangun dari suasana kebudayaan lokal. Adanya ekspresi kegembiraan lokal itulah yang menandakan bahwa alam kemerdekaan benar-benar dinikmati oleh rakyat," kata Akuat mengutip pernyataan Franky.

(S024/R010/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010