Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai perjuangan kemerdekaan Indonesia sebagai salah satu revolusi yang paling menakjubkan di abad ke-20.

"Ini adalah suatu revolusi yang bukan saja menuntut kemerdekaan dan kedaulatan namun juga menuntut kebebasan, emansipasi dan kerakyatan," kata Presiden dalam pidato kenegaraan dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-65 di depan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, di Gedung MPR/DPR RI Senayan, Jakarta, Senin pagi,

Ia mengatakan bahwa revolusi Indonesia yang lahir bersamaan dengan lahirnya dunia baru pasca-Perang Dunia II menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

"Pernyataan kemerdekaan yang kita umumkan kepada dunia, ikut menyalakan api perlawanan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika kepada penjajah," katanya.

Hal itu, lanjut Kepala Negara, menghasilkan arus dekolonisasi yang mengubah peta politik dunia.

Oleh karena itu, Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia mensyukuri kemerdekaan yang merupakan hasil nyata dari pengorbanan tanpa pamrih pejuang bangsa.

"Jasa dan pengorbanan mereka tidak pernah pudar, namun justru semakin menyinari kehidupan bangsa kita," katanya.

Pada kesempatan itu Kepala Negara juga menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan yang disampaikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta hanya dua bulan setelah Piagam PBB dicetuskan di San Fransisco secara keseluruhan mengubah nasib bangsa Indonesia.

"Dengan satu dokumen singkat yang hanya berisi dua kalimat itu, bangsa Indonesia meninggalkan masa lalu yang suram, dan membuka lembaran sejarah baru yang penuh harapan," ujarnya.

Menurut Presiden, dengan pernyataan proklamasi yang sederhana itu, bangsa Indonesia mengumumkan eksistensinya sebagai negara Indonesia yang berdaulat dan menjadi pelopor dalam tatanan dunia baru yang dibangun di atas reruntuhan Perang Dunia II.

Pidato Kenegaraan tersebut merupakan pidato kenegaraan pertama pada masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II dan tahun pertama Pembangunan Nasional lima Tahunan 2010-2014.

Di awal pidatonya Presiden Yudhoyono merujuk forum Sidang Bersama itu sebagai forum yang istimewa karena merupakan Sidang Bersama yang pertama yang dilaksanakan di era reformasi.
(G003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010