Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan dirinya sepakat dengan kebijakan pemerintah menurunkan subsidi.

Hal ini diungkapkan oleh Pramono Anung seusai Rapat Paripurna Penyampaian Pidato Presiden terkait RUU APBN 2011 berikut Nota Keuangannya di Gedung DPR, Jakarta, Senin.

"Dan memang sebaiknya dana subsidi secara perlahan diturunkan, tetapi yang paling penting dana untuk alokasi orang kaya dikurangi, karena kita tahu subsidi bagi orang kaya masih cukup besar," kata politisi asal PDIP tersebut. Namun demikian, ia menambahkan, untuk alokasi kesejahteraan masayrakat miskin justru perlu untuk ditingkatkan.

Menurut dia, subsidi yang dinikmati oleh orang kaya diantaranya subsidi sektor energi seperti BBM dan juga subsidi listrik. " Saya termasuk yang mendorong untuk listrik 900 kva ke atas perlu ditingkatkan, yang diatasnya perlu diturunkan," katanya.

Sementara itu, terkait dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan pajak, dirinya menghimbau agar tidak menjadi beban bagi para pengusaha.

"Pajak, akan dinaikan, bagi pengusaha perlu diwaspadai karena ada keingin naik sekitar 13 persen, dan itu pasti diambil dari pengusaha," katanya.

Sementara itu, dalam Pidato tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah dalam RAPBN 2011 menurunkan anggaran untuk subsidi sebesar Rp16,5 triliun dari Rp201,3 triliun menjadi Rp184,8 triliun.

Menurut Presiden penurunan nilai itu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas belanja negara. "Untuk itu kita tetap perlu menyediakan alokasi anggaran untuk subsidi. Kendatipun demikian, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan kualitas belanja negara, kita perlu menata ulang kebijakan subsidi agar makin adil dan tepat sasaran," katanya.

Presiden menyatakan pemerintah perlu menyusun sistem seleksi yang ketat untuk menentukan sasaran penerima subsidi yang tepat, dengan menggunakan basis data yang transparan. Pemerintah juga menilai perlu menata ulang sistem penyaluran subsidi yang lebih akuntabel dan makin tepat sasaran.

Presiden juga menyatakan penerimaan perpajakan terhadap produk domestik bruto (PDB) atau "tax ratio" pada 2011 akan mengalami kenaikan 0,1 poin persen dari 11,9 persen pada 2010 menjadi 12,0 persen pada 2011.

Presiden mengungkapkan, penerimaan perpajakan pada RAPBN 2011 direncanakan mencapai Rp839,5 triliun atau menyumbang sekitar 77 persen dari total pendapatan negara dan hibah.

Menurut Presiden, jumlah itu berarti mengalami kenaikan sebesar Rp96,2 triliun atau sekitar 13 persen dari target penerimaan pajak tahun 2010.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010