Jakarta (ANTARA News) - Jumlah dana perbankan yang disimpan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dalam satu pekan terakhir (6-13 Agustus) meningkat tajam dari Rp234,39 triliun menjadi Rp272,68 triliun.

Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi Johansyah di Jakarta, Kamis mengatakan peningkatan dana di SBI sebesar Rp38,29 triliun itu terjadi karena adanya perpindahan dana dari instrumen term deposit jangka pendek yang habis waktu dan berkurangnya kredit yang disalurkan selama Ramadhan dan Lebaran.

Selain itu, katanya, juga karena adanya lelang SBI 9 bulan yang berhasil menyerap dana sebesar Rp2,25 triliun.

"Masuknya dana di SBI 9 bulan membuktikan kepercayaan mereka terhadap Indonesia masih bagus dan tidak akan berubah dalam waktu dekat," kata Difi.

Sementara tambahan dana di SBI lainnya, lanjut Difi karena pada bulan ini tidak ada lelang term deposit 1 bulan, sehingga perbankan memindahkannya ke SBI.

"Selain itu, bisa juga karena selama puasa dan Lebaran kredit yang akan dicairkan bank berkurang, jadi sementara disimpan di SBI," katanya.

Dikatakannya, selama minggu kedua Agustus (9-13) operasi moneter mengalami net ekspansi atau terdapat tambahan likuiditas bagi perekonomian karena operasi keuangan pemerintah yang mendorong bank mencairkan sebagian penempatan dananya di BI.

Posisi instrumen operasi moneter turun Rp15 triliun, dan posisi keuangan pemerintah mengalami net kontraksi Rp21,98 triliun.

Pada pekan ini, untuk pertama kali dilaksanakan lelang SBI 9 bulan, dengan minat bank yang cukup besar, terlihat dari jumlah penawaran SBI yang jauh melebihi jumlah yang jatuh waktu.

Sementara Suku bunga SBI belum menunjukkan perubahan, meskipun ekspektasi inflasi meningkat, belum terdapat indikasi peningkatan suku bunga dalam jangka pendek. Sementara di SBI 9 bulan, pelaku pasar menginginkan rate yang lebih tinggi karena premi risiko.

Dengan kondisi tersebut, maka rata-rata tertimbang SBI yang terbentuk masing-masing 6,63 persen untuk SBI 3 bulan, 6,72 persen untuk 6 bulan, 6,83 persen untuk 9 bulan sehingga secara keseluruhan terbentuk yield curve yang positif.

"Perkembangan ini menunjukkan upaya BI melalui paket kebijakan moneter yang lalu untuk memperbaiki struktur pendalaman pasar keuangan melalui pembentukan reference rate (SBI) yang berjangka menengah panjang sudah direspon pasar secara positif. Ini merupakan perkembangan dari respon pasar sebelumnya yang sudah mengarah ke SBI jangka panjang sejak kebijakan yang lalu diterapka," katanya.

Difi melanjutkan, ekspektasi akan belum berubahnya arah suku bunga kebijakan dalam waktu dekat juga tercermin dari stabilnya tingkat bunga JIBOR untuk seluruh tenor.
(D012/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010