Jakarta, 19/8(ANTARA) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir. Jero Wacik, SE mengingatkan menggunakan produk seni budaya yang berbasis warisan budaya merupakan upaya dalam melestarikan sekaligus meningkatkan kesejahteraan para perajin.

      "Dengan mengenal, mencintai, dan menggunakan produk kerajinan Indonesia, maka rasa kebanggaan terhadap bangsa makin besar," kata Jero Wacik, ketika menghadiri acara pembukaan Pameran Kerajinan Indonesia dalam Warisan Budaya (Kridaya) oleh Ny Herawati Boediono di Jakarta Convention Center (JCC) , Rabu (18/8). Hadir pada acara pembukaan sejumlah istri duta besar, anggota Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional), serta para perajin dan desainer dari berbagai daerah.

      Menbudpar Jero Wacik mengatakan, pameran Kridaya 2010 selain merupakan media promosi dan komunikasi serta menjadi daya tarik wisatawan, juga berpotensi mendatangkan manfaat kesejahteraan bagi masyarakat.

      Ketua Umum Pameran Kridaya 2010 Triesna Jero Wacik menyatakan, salah satu tujuan diadakan pameran Kridaya 2010 adalah untuk mendorong masyarakat mencitai produk seni budaya berbasis warisan budaya, sekaligus mensosialisasikan tiga warisan budaya Indonesia yakni keris, wayang, dan batik yang telah masuk dalam 'Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Dunia ' UNESCO.

      Pameran yang digelar pada 18-22 Agustus 2010 menjadi wahana untuk memasarkan sekaligus mempromosikan seni budaya Indonesia seperti kerajinan tangan, batik, tenun, sulam, songket, perhiasan, keris, wayang, serta karya seni bernilai tinggi hingga ke mancanegara.

      Pada acara pembukaan pemeran pendiri Muri Jaya Suprana menganugerahkan rekor Muri kepada Dunadi, pembuat patung kuda bermotif batik berukuran tinggi 6,5 meter, panjang 7,5 meter, lebar 1,5 meter, dan berat 800 kg, karena dinilai sebagai patung batik terbesar di dunia. Patung ini menjadi perhatian para pengunjung pameran Kridaya 2010.

      Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka. Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2010