Kendar (ANTARA News) - PT Wijaya Inti Nusantara sebuah perusahaan tambang yang baru beroperasi enam bulan terakhir di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara telah melakukan ekspor perdana ore nikel dengan tujuan China.

Pengapalan perdana tanah ore nikel tersebut dilakukan Gubernur Sultra, H Nur Alam, dengan menandai pelepasan sebuah kapal yang bermuatan sebanyak 56 ribu ton, di Bumi Wonua Kongga, Minggu atau sekitar 85 kilometer arah selatan Kota Kendari.

Turut menyaksikan pelepasan itu Bupati Konsel H Imran, Wakil Bupati Konsel, Sutoardjo Pondiu dan sejumlah pejabat Dinas Provinsi Sultra.

Menurut Gubernur Sultra, pengiriman tanah ore yang mengandung nikel tersebut, dari hasil penjualannya itu, pemerintah Provinsi dan Pemkab Konsel akan mendapat bagian satu dollar AS setiap satu ton tanah ore.

"Artinya bahwa, bila tanah ore itu diekspor sebanyak satu juta ton dengan jangka waktu tidak lebih dari satu tahun dengan nilai dollar di atas Rp10 ribu, maka pemprov akan mendapat hasil penjualan bisa mencapai Rp300-Rp450 miliar rupiah," katanya.

Ia mengatakan, dari nilai satu dolar dalam penjualan satu ton, akan dibagi dengan Pemkab sesuai kesepakan melalui penandatangan MoU antara pihak perusahaan PT WIN, Pemkab Konsel dan Pemprov.

Gubernur mengatakan, perjuangan perusahaan untuk melakukan kegiatan eksplorasi hingga pada tahap eksploitasi sangat berat kareana lahan itu awalnya merupakan kuasa kontrak kerja milik PT Inco yang sudah dirasionalisasi.

"Ini merupakan satu kesyukuran bagi kita semua khususnya masyarakat Konsel atas keseriusan perusahaan PT WIN yang sudah melakukan ekspor perdana ke negara Cina," katanya.

Gubernur Nur Alam berharap kepada pihak perusahaan PT WIN agar menjalin hubungan harmonis dan kemitraan dengan masyarakat yang bermukim tidak jauh dari lokasi tambang.

Kepada masyarakat, yang telah mendapat ganti rugi pembebasan lahan dari perusahaan, agar benar-benar memnfaatkan uang tersebut sesuai dengan fungsinya dan tidak digunakan pada hal-hal yang tidak produktif.

Direksi PT WIN, Widi Aswindi dalam lapaorannya mengatakan, kegiatan pengapalan perdanan tanah ore nikel ke Cina itu akan dilakukan minimal 2-3 kali dalam sebulan dengan rata-rata pengiriman setiap kapal mulai dari muatan 50 ribu ton hingga ada kapal yang bermuatan 75 ribu ton.

Ia mengatakan, lama perjalanan pengiriman tanah ore nilek itu dari Pelabuhan Wonua Kongga Torobulo ke Cina paling lama 10-12 hari dalam kondisi cuaca normal. Sementara dalam kondisi musim ombak dan hujan maka bisa saja memakan waktu dua minggu dalam perjalanan.

Terkait jumlah investasi yang sudah ditanamkan pada perusahaan itu, staf ahli bidang geologi PT WIN, Suharto mengtakan, hingga saat ini sudah mencapai angka Rp50 miliar lebih belum termasuk pengadaan kendaraan berat.

Hingga kini kendaraan berat yang sudah beroperasi diperusahaan itu berjumlah 112 unit dengan melibatkan tenaga kerja 281 orang dan sekitar 65 persen merupakan tenaga lokal yang direkrut masuk ke perusahaan itu.

Rangkaian kegiatan ekspor perdana tanah ore nikel, Gubernur Sultra juga sekaligus menghadiri buka puasa bersama dengan ratusan warga Konsel dan dilanjutkan melakukan sholat tarawih bersama di salah satu mesjid yang tidak jauh dari kawasan pertambangan itu. (A056/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010