Banda Aceh (ANTARA News) - Gubernur Irwandi Yusuf menyatakan posisi Direktur utama PT Bank Pembangunan Daerah (Dirut BPD) Aceh masih lowong karena yang diajukan untuk mengikuti fit and proper test ke Bank Indonesia (BI) tidak ada yang lulus.

"Posisi Dirut definitif BPD kami ajukan ke BI tidak ada yang lulus fit and proper test. Karenanya hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hanya menetapkan komisaris dan dewan direksi," katanya di Banda Aceh, Senin.

Namun untuk mengisi kekosongan dirut, maka pemegang saham dalam RUPSLB memutuskan untuk menetapkan Busra Abdullah sebagai pejabat sementara (caretaker) Dirut BPD Aceh, sampai terpilihnya pejabat definitif.

Busra Abdullah ditunjuk karena yang bersangkutan adalah orang dalam dan senior. Sementara dirut BPD yang lama yakni Aminullah Usman mengundurkan diri.

Enam pengurus baru BPD Aceh yang dipilih dalam RUPSLB, yakni Komisaris Utama dijabat Husni Bahri TOB (Sekdaprov Aceh) dan dua komisaris independen masing-masing Muhammad Jamil dan Husaini Ismail.

Direktur pemasaran Busra Abdullah, sebelumnya menjabat Pimpinan Kantor Pusat Operasi (KPO) BPD Aceh, Direktur Syariah Haizir Sulaiman, Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) Irfan Sofni yang sebelumnya Komisaris Bank Perkreditan Rakyat Mustaqim (BPRM) Sukamakmur.

Sementara itu, satu posisi komisaris dan posisi direksi hingga kini belum terisi karena tidak ada calon yang lulus uji kelayakan dan kepatutan.

RUPSLB BPD Aceh berlangsung tertutup meski tidak dihadiri seluruh pemegang saham karena ada sejumlah bupati/walikota absen.

Irwandi mengakui terlalu lamanya BPD Aceh dijabat oleh caretaker akan berdampak kurang baik bagi operasional bank pemerintah itu.

"Tapi apa boleh buat karena sampai sekarang tidak ada calon definitif yang terjaring BI. Oleh karena itu, akan dicari dan melihat mungkin nanti ada dari bank lain yang bisa diambil untuk diajukan," katanya menjelaskan.
(T.A042/P003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010