Miranshah (ANTARA News/AFP) - Serangan sebuah pesawat mata-mata Amerika Serikat Senin menewaskan sedikitnya 12 orang di daerah suku di bagian baratlaut Pakistan dekat dengan perbatasan Afghanistan, demikian menurut beberapa perwira keamanan.

Serangan itu menghantam daerah Dandey Darpa Khel, sekitar lima kilometer dari Miranshah, kota penting di distrik Waziristan Utara, yang dikenal sebagai pusat Taliban dan gerilyawan terkait Al Qaida.

Daerah itu juga dikenal sebagai kubu pertahanan jaringan Haqqani yang memiliki hubungan dengan Al Qaida, yang terkenal karena melakukan serangan terhadap tentara Amerika Serikat dan NATO yang berperang di Afghanistan.

"Laporan terakhir menyebutkan sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan pesawat mata-mata ini, ada lima gerilyawan termasuk di antara yang tewas," jelas seorang perwira di Peshawar kepada AFP melalui telefon.

Seorang pejabat senior lainnya di Miranshah juga memastikan serangan itu dan korbannya.

Beberapa pejabat mengkofirrmasikan mereka sedang berupaya untuk memastikan laporan bahwa tujuh warga sipil termasuk di antara mereka yang tewas, karena serangan itu membuat rusak berat rumah-rumah yang berdekatan.

"Kami memiliki laporan korban warga sipil, ada juga laporan bahwa empat wanita dan tiga anak termasuk di antara mereka yang tewas, tapi kami sedang berupaya untuk memastikannya," kata seorang pejabat.

Serangan Senin ditargetkan terhadap sebuah kompleks yang digunakan oleh gerilyawan di desa Kutabkhel, sekitar tiga kilometer di selatan Miranshah.

Kewarganegaraan gerilyawan yang tewas dalam serangan Senin tidak jelas dengan segera, tapi beberapa pejabat intelijen di daerah itu menyatakan sebagian besar dari mereka warga Afghanistan.

Beberapa warga di Miranshah mengatakan gerilyawan terkait dengan jaringan Haqqani telah menggunakan rumah itu sebagai kamp pelatihan.

Pasukan AS telah melakukan serangan pesawat mata-mata terhadap para komandan Taliban dan gerilyawan terkait Al Qaida di daerah suku di bagian baratlaut Pakistan, tempat gerilyawan telah membuat tempat perlindungan di gunung di luar pengawasan langsung pemerintah.

Washington telah menganggap daerah suku yang sulit di perbatasan Afghanistan -- bagian dari yang sekarang dilanda banjir katastropik Pakistan -- sebagai markas besar global Al Qaida dan tempat paling berbahaya di Bumi.

Militer AS seperti biasanya tidak mengkonfirmasi serangan pesawat mata-mata itu, tapi Badan Intelijen Pusat (CIA) yang beroperasi di Afghanistan adalah satu-satunya pasukan yang mengerahkan pesawat mata-mata tak berawak di kawasan tersebut.

Lebih dari 1.000 orang telah tewas dalam 117 serangan pesawat pengintai itu di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah gerilyawan senior. Dan bagaimanapun, serangan itu telah meningkatkan sentimen anti-Amerika di negara Muslim konservatif itu.

AS telah meningkatkan tekanannya terhadap Pakistan untuk menindak tegas tempat persembunyian gerilyawan di perbatasan itu.

Para komandan Pakistan tidak mengesampingkan serangan di Waziristan Utara, tapi berdalih bahwa hasil perolehan di Waziristan Selatan dan distrik Swat di Pakistan baratlaut itu perlu dikonsolidasikan untuk mencegah tentara mereka menjadi bertindak berlebihan.

Waziristan mendapat pengawasan ketat baru ketika Faisal Shahzad, seorang Amerika asal Pakistan yang dituntut karena pemboman yang diupayakan di New York pada 1 Mei lalu, diduga telah mengatakan pada para penyelidik AS, ia telah pergi ke wilayah itu utuk latihan teroris.

Al Qaida telah mengumumkan pada Juni lalu bahwa pemimpin nomer tiganya dan pernah menjadi bendaharawan Osama bin Laden, Mustafa Abu al-Yazid, tewas dalam serangan pesawat mata-mata di Waziristan Utara. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010