Bogor (ANTARA News) - Tiga dari empat korban longsor di Kampung Sindangsari RT04/RW07 Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat masih terjepit reruntuhan rumah yang diterjang longsor, Rabu malam.

Ketiga korban adalah H Mumuh (40), Nisa (4) dan Nano (35), sedangkan korban yang sudah dievakuasi yakni Endang Purwanti (27), istri H Mumuh, yang mengalami patah kaki dan shok dirawat di Rumah Sakit Karya Bakti.

Pantauan ANTARA News di lapangan, tim evakuasi gabungan dari Pemadam Kebakaran, Polres Bogor Kota, Tagana, Yonif 315/Garuda dan warga mesih melakukan upaya penyelamatan.

Tim sedang melakukan penggalian untuk mengeluarkan tubuh H Mumuh yang tertimbun bangunan dan longsor tanah, sementara tubuh Nano dan Nisa masih belum ditemukan.

Tim bekerja secara manual, menggeruk tanah dengan menggunakan ember.

Kepala Pemadam Kebakaran Kota Bogor, Theo Patrosino mengatakan, proses evakuasi sedikit terkendala dikarenakan lokasi tempat yang sulit dilalui alat berat.

Petugas terpaksa menjembol rumah Mimin (40) yang berada di depan rumah H Mumuh.

"Medan cukup sulit, karena rumah korban sudah rata dengan tanah sementara akses jalan tidak memadai," kata Theo di sela-sela proses evakuasi.

Menurut Lurah Kebun Kelapa Deni Afriantara, ada lima rumah warga yang terkena longsor, satu diantaranya rata dengan tanah, satu hancur bagian dapurnya dan tiga lagi terkena sebagian tanah longsor.

"Ada lima KK yang terkena longsor, dua yang hancur, tiga lagi terkena timbunan dan penghuninya harus segera dievakuasi," kata Deni.

Peristiwa longsor berawal dari hujan yang turun dari pukul 18.00 WIB sehingga tanah menjadi labil, dan terbawa gerusan air hujan yang masuk ke dalam tanah.

Menurut Mimin tetangga korban menuturkan, peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 20.18 WIB.

Sesaat sebelum tebingan longsor, terdengar bumi gemuruh, saat itu dirinya tengah berada di kamar mandi yang berada bersebelahan dengan dinding rumah H Mumuh.

"Suaranya keras sekali, waktu itu saya berada di kamar mandi, beruntung saya ditarik suami saya keluar rumah kalau tidak saya juga ikut tertimbun," ucapnya sambil mengamankan barang-barang di rumahnya.


Rumah Mumuh berada 200 meter dari bibir Sungai Cisadane, bersebelahan langsung dengan tebing setinggi 12 meter yang belum diturap.
(KR-LR/B013)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010