Boyolali (ANTARA News) - Jajaran Kepolisian Resor Sukoharjo, tidak berhasil menemukan kerangka jasad korban diduga Siti Aminah warga Sraten, Pucangan, Kartasura, yang dibunuh oleh tersangka Yulianto, di puncak Gunung Merapi Boyolali, Jawa Tengah.

Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Polisi Suharyono, di Boyolali, Kamis, mengatakan, pihaknya selain berdasarkan pengakuan tersangka Yulianto, juga harus membuktikan di lapangan dengan cara mencari jasad korban yang dibunuh di Pasar Bubrah, puncak Gunung Merapi.

Menurut Kapolres, Yulianto dikeler oleh petugas untuk menunjukan lokasi pembunuhan, yang diduga Siti Aminah sebagai mantan pacar tersangka, di ketinggian sekitar 2.500 meter di atas permukaan laut puncak Merapi.

Namun, petugas tidak dapat menemukan kerangkanya, karena sudah tertutup erupsi letusan Gunung Merapi dua kali, yakni pada tahun 1996 dan tahun 2006. Sehingga, lokasi dikuburnya jasad korban sudah tertutup hingga kedalaman sekitar 100 meter.

Menurut tersangka, korban dibunuh pada tahun 1991 dan jasadnya ditimbun bebatuan di puncak Merapi. Tatapi, batu-batu itu sekarang sudah tertutup erupsi letusan Gunung Merapi dan tidak mungkin dapat diambil kerangkanya.

Namun, kita tidak 100 persen percaya pengakuan tersangka itu. Kita akan kembangkan lagi jika ada korban lainnya," kata Kapolres yang memimpin langsung pencarian korban di Puncak Merapi.

Sementara Anggota Tim SAR Barameru, Desa Lencoh, Selo, Samsuri, mengatakan, polisi bersama tersangka mulai naik ke puncak Merapi sekitar pukul 12.30 WIB. Mereka sampai di lokasi sekitar pukul 15.15 WIB dan sekitar 30 menit kemudian mereka kembali turun gunung.

Menurut Samsuri yang mengikuti ke lokasi, jasad korban tidak mungkin dapat digali, karena sudah tertimbun erupsi Gunung Merapi hingga kedalaman sekitar 100 meter. Mereka setelah sampai ke lokasi akhirnya kembali menuruni gunung dan sekitar pukul 17.30 WIB tiba di bawah.

"Tersangka saat digelandang oleh polisi ke gunung dengan tangan diborgol," kata Samsuri.

Sementara tersangka Yulianto warga Kragilan, RT 02/ RW XV Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, ditangkap oleh polisi, karena diduga membunuh seorang anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan, Kopda Santoso dan Sugiyo (62) warga RT 02 RW 12 Pucangan Sukoharjo.

Kedua korban tersebut ditemukan jasadnya di rumah tersangka di Kragilan, RT 02/ RW XV Pucangan, Kartasura, Sukoharjo, untuk Kopda Santoso, pada Sabtu (21/8) malam dan Sugiyo, Senin (23/8) pagi.

Kepolisian Polres Sukoharjo hingga sekarang terus melakukan pengembangan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh tersangka Yulianto yang katanya sebagai dukun pijat tersebut. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010