Jakarta (ANTARA News) - Mantan Kepala BKKBN Prof Dr Haryono Suyono mengatakan, tugas BKKBN saat ini sebagai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menjadi lebih berat karena garapannya bukan saja masalah KB tetapi lebih luas mencakup semua masalah penduduk, termasuk jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 240 juta jiwa.

"Jajaran BKKBN harus mewaspadai terhadap jumlah pasangan usia subur yang meningkat, dua sampai tiga kali lebih besar dibandingkan era 1970-an," katanya di sela-sela Rapat Telaah Program KB Nasional di Jakarta, Kamis.

Jumlah penduduk Indonesia hasil sementara olah cepat Sensus Penduduk 2010 mencatat 237.556.363 orang yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Jumlah ini akan bertambah menjadi sekitar 240 juta jiwa, jika pengumpulan data dilakukan hingga akhir tahun.

Sementara itu, Kepala BadanKependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief mengakui, pihaknya harus bekerja keras dengan membuat sejumlah terobosan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.

Dia mencontohkan, saat ini BKKBN telah mengembangkan "Genre" (generasi berencana). Artinya, para remaja diberi bekal dalam merencanakan kehidupannya.

"Mengatur kapan dia akan menikah, kapan akan punya anak, dan mengatur jarak kelahirannya. Semua itu untuk menyiapkan keluarga sejahtera," kata Sugiri.

Terkait rencana Kementerian Kesehatan yang akan menanggung biaya semua jenis persalinan kepada seluruh golongan baik miskin maupun kaya, yang dilakukan di Puskesmas dan rumah sakit (di kelas 3), Sugiri mengatakan, pihaknya sangat setuju, karena tujuannya untuk menurunkan risiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

"Tetapi kami sudah sepakat, bahwa usai persalinan langsung memakai alat kontrasepsi. Artinya, secara otomatis, menjaring peserta baru KB. Dan ini sama-sama menguntungkan, ibu selamat, penduduk Indonesia terkendali," katanya. (*)
(ANT/R009)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010