Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie tidak diloloskan oleh Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi karena pernyataannya akan mundur, jika tidak terpilih sebagai Ketua KPK.

"Karena Pak Jimly menyatakan kalau tidak terpilih sebagai ketua mundur, Pansel berpendapat nanti sia-sia," ujar Ketua Pansel Pimpinan KPK, Patrialis Akbar, usai menyerahkan dua nama calon pimpinan KPK terpilih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

Patrialis menjelaskan pada saat wawancara Jimly mengatakan bahwa dia ingin melakukan perubahan luar biasa pada KPK yang tidak dapat dilakukan olehnya apabila tidak menjabat Ketua KPK.

"Jadi, cita-cita beliau sangat mulia, cuma Pansel tidak mau seperti itu," ujar Patrialis.

Jimly pun, lanjut dia, pada saat seleksi selalu meraih angka tinggi pada setiap tahapan seleksi. Namun, mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu tidak terpilih oleh Pansel Calon Pimpinan KPK karena pernyataannya sendiri.

Pansel dalam rapat terakhir membahas pernyataan Jimly tersebut dan akhirnya memutuskan tidak meloloskan mantan Ketua MK itu karena tidak ingin kerja Pansel selama beberapa bulan akhirnya sia-sia.

Jimly yang mengundurkan diri dari jabatan anggota Wantimpres untuk melamar pimpinan KPK juga pernah mengundurkan diri dari jabatan hakim konstitusi karena tidak lagi menjabat Ketua MK.

Pansel menyerahkan kepada Presiden dua nama terpilih untuk diajukan kepada DPR sebagai calon pimpinan KPK, yaitu mantan Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas dan praktisi hukum Bambang Widjojanto.

Patrialis menjamin tidak ada intervensi dari pemerintah selama Pansel bekerja dan akhirnya secara bulat tanpa ada perbedaan pendapat memilih dua nama tersebut.

Ia menyebutkan kelebihan dua calon yang dipandang oleh Pansel dapat melakukan perubahan di KPK apabila terpilih. Bambang Widjojanto, kata Patrialis, ketika wawancara mengatakan akan membuat satu divisi baru di KPK untuk mengumpulkan keuangan negara.

"Ini kan dua. Jadi, KPK tidak hanya sekadar pemberantasan korupsi, tetapi juga mengembalikan uang negara," kata Patrialis menjelaskan.

Busyro, menurut dia, juga membawa ide baru bahwa sifat kepemimpinan KPK yang kolektif tidak harus menciptakan ketergantungan.

Patrialis memastikan dua calon pimpinan KPK yang dipilih oleh Pansel itu sudah melalui tahapan penilaian yang tepat serta menyeluruh.(*)
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010