Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan penyerapan anggaran yang baru mencapai 44,4 persen perlu dipercepat untuk mendorong pertumbuhan sektor riil.

"Penting mempercepat serapan APBN agar betul-betul guliran dana percepatan aktivitas pada belanja modal akan memberikan efek cukup besar terhadap tenaga kerja dan pertumbuhan sektor riil," ujarnya di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat.

Ia juga mengatakan saat ini penyerapan anggaran masih lambat karena masih ada realiasi pencairan dana proyek yang telah terlaksana pada kuartal II, baru berlangsung pada kuartal III.

Menurut dia, pemerintah akan mendorong percepatan penyerapan pada Kementerian Lembaga dan diharapkan pada kuartal IV penyerapan telah tercapai hingga 90 persen.

"Kuartal I biasanya penyerapan mencapai 7 persen hingga kuartal III 50-60 persen dan kuartal IV mencapai 90 persen. Jadi ada keseimbangan walau kuartal I-IV belum sama betul dan kita akan `push`, akhir Agustus kita cek realisasi bersama-sama Menkeu," ujarnya.

Penyerapan anggaran belanja negara hingga awal Agustus telah mencapai Rp499,7 triliun atau 44,4 persen dari yang ditetapkan dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010 sebesar Rp1.126 triliun.

Penyerapan anggaran tersebut antara lain didorong oleh realisasi belanja Kementerian Lembaga sebesar Rp147 triliun atau 40,2 persen, subsidi Rp74,4 triliun atau 37 persen, dan transfer ke daerah Rp190 triliun atau 55,2 persen.

Sedangkan, realisasi pendapatan negara telah mencapai Rp539 triliun atau mencapai 54,4 persen dari target, yang didukung oleh realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp401 triliun atau 54 persen serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp138 triliun atau 55,8 persen.

"Dengan semakin cepatnya akselerasi penyerapan belanja, maka perubahan APBN diharapkan menuju kondisi defisit seperti yang telah diperkirakan," ujar Pjs Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Agus Supriyanto.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010