Jakarta (ANTARA News) - Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Sutrisno Iwantono mengatakan, tingginya harga beras bukan semata-mata ulah spekulan namun juga karena tata niaga yang kurang efisien dan terlalu panjang.

"Kami mendukung pemerintah melakukan efisiensi tataniaga," kata Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) versi Oesman Sapta ini di Jakarta, Jumat, usai rapat pengurus HKTI dan buka bersama Forum Kebangsaan Nasional.

Hadir pada acara buka bersama itu antara lain Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin (memberikan ceramah), pengurus HKTI dan pengurus partai yang tidak lolos Parliamentary Threshold (ambang batas perolehan kursi di DPR).

Iwantono mendukung jika Bulog dan koperasi diberi peran yang lebih besar agar efisiensi tataniaga bisa dilakukan.

Ia mengatakan jika Bulog mampu mengendalikan harga maka para spekulan tidak akan berkutik.

Menurut dia, jika tata niaga panjang maka biayanya tinggi dan harga beras menjadi mahal. Namun katanya, tingginya harga beras bukan dinikmati oleh petani tapi oleh pedagang.

Untuk itu, Iwantono mengharapkan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Bulog dan HKTI perlu duduk bersama untuk membahas efisiensi tata niaga beras.

Sementara itu Ketua Umum HKTI Oesman Sapta juga mengharapkan agar harga beras tidak mahal, apalagi menjelang lebaran, namun juga harus tetap menguntungkan bagi petani.

Dengan demikian petani tetap terus tertarik untuk berusaha tani, katanya.(*)

(T.U002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010