Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo menyesalkan pernyataan anggota Dewan Pembina Demokrat Achmad Mubarok yang menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai tokoh yang "sakit".

"Sebagai politisi senior, tak pantas Mubarok menyebut Megawati sebagai tokoh `sakit`. Kalau itu benar, dia (Mubarok) itu yang `sakit`," kata Tjahjo, Jakarta, Senin.

Sebelumnya Mubarok mengatakan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri adalah tokoh `sakit` karena selalu mengkritik pemerintah.

"Dia tidak paham dengan posisi PDIP yang beroposisi," kata Tjahjo.

Menurut dia, kritik yang dilakukan PDIP atau Megawati adalah karena ada kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dan tidak pro-rakyat.

"Kalau ada kebijakan yang pro rakyat, PDIP akan mendukung," sebut dia.

Karena itu, tegasnya, kalau ada yang melarang dan tidak senang dikritik, bahkan menuduh pengkritik `sakit, Tjahjo menganggap orang yang melarang itulah yang "sakit".

Anggota DPR Komisi V dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Larasus menyesalkan pernyataan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok yang mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati adalah tokoh yang "sakit".

"Itu tidak mendidik. Sebagai kader PDIP, kami kurang nyaman dengan pernyataan Achmad Mubarok yang mengatakan Megawati adalah tokoh `sakit`, yang dimana-mana berdiri, memberikan kritikan yang pedas belakangan ini kepada pemerintah. Cara teman-teman dari Demokrat itu yang seperti Mubarok, memang menyakitkan," kata Lasarus di Jakarta, Senin.

Menurut dia, apa yang disampaikan oleh Mubarok itu justru kebalikannya.

"Ungkapan Mubarok itu adalah bentuk dari mereka yang tidak bisa lihat fakta dan kenyataan yang ada di masyarakat," kata Lasarus.

Apa yang disampaikan oleh Megawati itu, kata dia, adalah fakta yang ada di masyarakat seperti ledakan tabung gas yang banyak merengut nyawa dan kenaikan harga-harga yang melambung tinggi.

"Di alam demokrasi, kritik itu boleh, apalagi kami di luar sistem atau oposisi. Kalau bukan PDIP sebagai penyeimbang, lalu siapa yang akan mengoreksi pemerintahan ini, sebenarnya amanat itu yang kita bawa. Gak `ngarang` lah Megawati itu," kata Lasarus.

Sifat pemerintah yang tidak boleh dikoreksi, lanjutnya, adalah tanda-tanda kurang baik. Seharusnya, kata Lasarus, Demokrat terbuka, kalau perlu berdebat soal fakta yang ada di lapangan, tidak perlu mengeluarkan komentar-komentar yang tidak baik, apalagi Megawati adalah mantan presiden dan tokoh bangsa.

"Ketika kita protes, lalu mengeluarkan kata-kata kasar seperti itu dan di alam demokrasi, perbedaan itu biasa dan harus diungkap dengan elegan," katanya.

Dia meminta kepada pengurus atau kader Demokrat untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang sifatnya menjelekkan Megawati atau PDIP.

"Saya minta kepada Demokrat untuk tidak mengeluarkan pernyatan seperti itu lagi. Megawati itu sehat wal afiat kok, gak sakit dan tidak `ngarang`. SBY sendiri tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu. Saya sebagai kader sangat marah," ujar dia.

Achmad Mubarok mengatakan, Ketua Umum PDIP adalah tokoh "sakit" yang setiap saat mengkritik pemerintahan. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010