"Yang mengungsi bukan hanya laki-laki, tetapi juga banyak wanita. Para wanita itu ada yang sedang menstruasi, jadi mereka membutuhkan pembalut," kata Sariani (35), anggota tim medis dari Dinkes Kabupaten Karo, Selasa.
Ia mengatakan, banyak bantuan yang datang dari berbagai pihak baik pemerintah pusat, Pemprov Sumut, pemkab Karo maupun bantuan yang diberikan secara pribadi.
Sebagian besar bantuan tersebut dalam bentuk makanan, air mineral, obat-obatan maupun selimut bahkan ada juga yang memberikan dalam bentuk uang tunai.
"Namun dari sekian banyak bantuan tersebut tidak satu pun didalamnya terdapat pembalut wanita. Padahal itu merupakan salah satu yang cukup penting bagi wanita yang sedang menstruasi," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, lanut dia, para pengungsi harus mencarinya ke toko terdekat tempat dimana mereka mengungsi, padahal ini tidak perlu terjadi jika pemerintah dan donatur tanggap dengan kebutuhan wanita itu.
"Kalau bisa, selain makanan dan selimut, para donatur juga memperhatikan kebutuhan lainnya seperti pembalut itu," katanya.(*)
KR-JRD/S016/AR09
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010
