Jakarta (ANTARA News)- Seorang pria bersenapan otomatis dan senjata api genggam membunuh tujuh orang serta melukai 14 orang lainnya di Bratislava, Ibu Kota Slovakia.

Media masa setempat melaporkan pria 50 tahun itu  mulai menembaki korbannya di pinggiran kota Devinsak Novy Ves lalu membunuh sejumlah orang di sebuah blok yang terdiri dari beberapa apartemen sebelum bergerak sebuah jalanan yang ramai, tempat ia membunuh satu orang lagi sebelum menembak secara membabi buta.

Kepolisian setempat meyakini sekitar empat perempuan dan dua pria tewas dalam kejadian itu.

Sebuah foto yang diyakini sebagai pria penembak itu menampilkan gambaran tentang seorang pria berambut abu-abu, mengenakan pelindung telinga, menyandang senjata yang mirip AK47 dan sedang melintasi di sebuah jalan di kota itu.  

Dalam sebuh video yang diambil ketika terjadinya penyerangan orang-orang terlihat bertiarap di belakang sebuah halte bus ketika pria itu sedang menjalankan aksi kejinya.

Polisi kemudian memastikan bahwa pria itu menembak dirinya ketika para petugas sedang berusaha menyisir daerah itu dan memerintahkan orang-orang untuk tinggal di dalam rumah.

Menteri Dalam Negeri Slovakia, Daniel Lipsic mengatakan enam dari korban dalam kejadian itu berasal dari etnis minoritas Roma yang miskin dan keberadaan mereka dalam masyarakat setempat telah menjadi isu tersendiri dan berkepanjangan di Slovakia.

"Itu adalah keluarga asli Roma. Kami tidak tahu apa motif kejadian itu, saya tidak ingin berspekulasi jika itu dilatarbelakangi isu rasis," kata Lipsic seperti dikutip The Telegraph.

Identitas dan motifasi pembunuh brutal itu masih belum jelas meski salah satu cucu dari korban yang tewas mengatakan kepada SME, sebuah harian Slovakia, bahwa pria itu memang rasis.

"Ia selalu membeda-bedakan orang dan sangat membenci kami," kata wanita yang mengaku sebagai cucu seorang korban tewas itu kepada SME.

Korban cedera yang termasuk petugas polisi dan seorang gadis cilik berusia tiga tahun di bawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Sementara para petugas kesehatan mengungkapkan tiga dari korban cedera berada dalam kondisi kritis.

Etnis Roma merupakan para pengelana asal Rumania dan Bulgaria yang banyak menjadi pendatang di berbagai wilayah Eropa dan menyebabkan masalah sosial di benua itu.

Juli lalu Presiden Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, secara kontroversial memutuskan untuk mengusir etnis Roma dari negaranya.
(Ber/A038/BRT)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010