Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta rakyat Indonesia agar tetap menjaga citra dan martabat bangsa dalam menyikapi ulah Malaysia belakangan ini.

"Kita harus senatiasa menjaga citra dan jati diri kita sebagai bangsa yang bermartabat dalam menjalin hubungan internaisonal tanpa kehilangan prinsip dasar politik luar negeri yang bebas aktif dan diabadikan untuk kepentingan nasional," kata Presiden di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu

Terkait itu, Kepala Negara antara lain mengajak seluruh rakyat untuk menjauhi tindakan yang berlebihan seperti aksi kekerasan karena hanya akan menambah masalah yang ada.

"Cara menangani hubungan Indonesia dan Malaysia akan disimak dan diikuti oleh negara sahabat di Asia dan dunia internasional," tutur Presiden.

Ia menambahkan, sebagai negara pendiri ASEAN, Indonesia sering jadi panutan dalam menyelesaikan konflik di negara ASEAN dan belahan bumi yang lain.

Tak hanya itu, hubungan Indonesia dan Malaysia adalah pilar penting dalam keluarga besar ASEAN.

ASEAN bisa tumbuh pesat selama empat dekade terakhir ini, antara lain karena kokohnya pondasi hubungan bilateral Indonesia - Malaysia, kata Kepala Negara.

Presiden menjelaskan, hubungan bilateral Indonesia dengan Malaysia salah satu hubungan yang paling penting.

"Hubungan Indonesia dan Malaysia memiliki cakupan yang luas, yang semuanya berkaitan dengan kepentingan nasional, kepentingan rakyat kita," katanya.

Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan sejarah, budaya dan kekerabatan yang sangat erat - dan mungkin yang paling erat dibanding negara-negara lain, dan sudah terjalin selama ratusan tahun.

"Kita mempunyai tanggung jawab sejarah, untuk memelihara dan melanjutkan tali persaudaraan ini," kata Yudhoyono.

Selain itu, ada sekitar dua juta tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia ? di perusahaan, di pertanian, dan di berbagai lapangan pekerjaan.

"Ini adalah jumlah tenaga kerja Indonesia yang terbesar di luar negeri. Tentu saja keberadaan tenaga kerja Indonesia di Malaysia membawa keuntungan bersama, baik bagi Indonesia maupun Malaysia," katanya.

Sementara itu, sekitar 13,000 pelajar dan mahasiswa Indonesia belajar di Malaysia, dan 6,000 mahasiswa Malaysia belajar di Indonesia.

"Ini merupakan aset bangsa yang harus terus kita bina bersama, dan juga modal kemitraan di masa depan," ujar Presiden.

Namun Kepala Negara menekankan, memelihara hubungan baik dengan negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting.

"Tetapi, tentu kita tidak bisa mengabaikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI," katanya.

Presiden menambahkan, insiden di Perairan Bintan harus diselesaikan secara cepat, tegas dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional.

"Namun, karakter dan peran internasional Indonesia yang konstruktif dalam menjaga perdamaian tetap dikedepankan dengan tetap menjaga citra, jati diri dan martabat bangsa," demikian Presiden. (R018/K004)

Pewarta: NON
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010