Karo (ANTARA News) - Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi belum bisa memperkirakan kapan lereng dan lembah Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Barat, aman kembali bagi warga yang bermukim di sekitarnya.

Kepala Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, pada pemaparan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di posko obervasi berjarak tujuh kilometer dari Gunung Sinabung, Senin, mengatakan pihaknya hanya bisa terus memantau aktivitas Sinabung dari alat yang dipasang di perut gunung tersebut.

"Apakah masih ada letusan lagi, saya tidak bisa mengatakan itu. Saya hanya mohon sabar. Saya hanya mendengarkan apa maunya Sinabung," ujarnya.

Menurut Surono, ia hanya bertindak sebagai "pawang atau juru bicara" Gunung Sinabung untuk menyampaikan aktivitas gunung berketinggian sekitar 2.400 meter di atas permukaan aut itu kepada warga dan pejabat setempat.

Informasi tentang aktivtas Gunung Sinabung rutin dilaporkan setiap enam jam kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Karo dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai baha pertimbangan menangani 23.510 pengungsi yang saat ini masih tertahan di tempat-tempat penampungan sementara.

"Saya hanya bisa sampaikan mudah-mudahan Sinabung mau "bersahabat" dengan kita. Saya menjamin semua sistem peralatan baik dan menyampaikan informasi yang baik kepada pemerintah setempat," tutur Surono.

Menurut dia, ancaman paling berbahaya bagi warga sekitar saat ini masih berupa abu vulkanik.

Warga yang tinggal dalam radius enam kilometer dari puncak Gunung Sinabung belum diperbolehkan kembali ke rumah mereka. Saat ini personil TNI berjaga-jaga di desa-desa yang ditinggalkan oleh penduduk.

Surono mengatakan Gunung Sinabung memang berpotensi meletus lagi setelah bangkit dari "tidur "selama 400 tahun.

Ke depan, masyarakat akan dibiasakan bersahabat dengan kehadiran gunung berapi di lingkungan mereka berbekal informasi dan prosedur memadai untuk menangani bencana letusan gunung.

Masyarakat dari 26 desa yang telah lama menikmati kehidupan damai Gunung Sinabung itu, kata Surono, segera mendapatkan pelatihan terus menerus tentang evakuasi dan penanganan bencana letusan gunung berapi.


(D013/A011/S026)

Pewarta: NON
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010