Jakarta (ANTARA News) - Jenazah Joni Malela, korban meninggal saat berdesak-desakan antre silaturahmi di depan Istana, dibawa pulang ke kampung halamannya tanpa diotopsi. Pihak forensik RS Cipto Mangunkusumo meminta izin istri korban untuk melakukan otopsi dalam namun permintaan itu ditolak.

Dr Wibisana Widiatmaka dari bagian forensik RSCM, mengemukakan bahwa dari otopsi luar terhadap korban, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan seperti terinjak-injak. 

Penyebab kematian tak dapat dipastikan kecuali pihak forensik melakukan otopsi dalam yang harus mendapat izin dari keluarga.Euis Rusmayanti, istri korban, keberatan dengan rencana tersebut.

Pada Jumat malam, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih datang ke RSCM untuk menemui istri korban. "Saya mewakili presiden untuk mengucapkan bela sungkawa atas peristiwa yang tidak diharapkan ini. Menurut istri korban, almarhum punya riwayat darah tinggi," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di RSCM, Jumat malam.

Menteri mengemukakan pemerintah memberikan santuan dan menyediakan ambulans RSCM untuk membawa  jenazah korban ke Garut, Jawa Barat.  Jenazah korban dimandikan terlebih dahulu sebelum sekitar pukul 20.30 WIB dibawa oleh ambulans RSCM menuju Garut.
(BER/A038/BRT)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010