Jakarta (ANTARA News) - Ketua Nasional Demokrat Surya Paloh menegaskan pihaknya tidak pernah menganggap Partai Golkar sebagai musuh. "Kami berbeda aliran, namun tetap harus bersama-sama berjungan untuk kesejahteraan bangsa," katanya, usai bersilaturahim di kediaman mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla di Jakarta, Minggu.

Dalam pertemuannya dengan petinggi Golkar di sela-sela silaturahim itu, Paloh mengaku pihaknya bersama Golkar berupaya mencari formulasi agar keduanya dapat berjalan beriringan Namun, bukan berarti keduanya diminta berdamai karena dinilai tak akur selama ini.

"Memang tidak ada masalah dan tak ada tawaran apa pun. Ini bulan baik, dengan semangat Idul Fitri, kita silaturahim," katanya.

Menurut Paloh, Golkar telah menjadi partai berpengalaman dengan perjalanan lebih dari 45 tahun sehingga memiliki kemampuan untuk antisipasi perkembangan keadaan di Indonesia.

Sementara itu, keberadaan Nasional Demokrat dapat ditempatkan sebagai salah satu kebijakan untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.

"Nasdem bisa mendukung semua parpol yang ada. Nasdem berarti bukan "underbow"(bawahan, red) dari parpol tertentu," ujarnya menambahkan.

Namun, sebagai mantan ketua Dewan Penasehat Golkar, Paloh tetap berharap nasihatnya dapat didengar sehingga tidak menempatkan Nasional Demokrat sebagai masalah yang memusingkan Golkar.

Setelah bertemu, duduk berdampingan dan berbincang dalam silaturahim di kediaman pribadi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh akan bertemu kembali.

Paloh menyatakan, dirinya tak pernah membatasi pertemuan dengan siapa saja. Namun, waktu dan tempat belum ditentukan.

"Saya harap pertemuan tidak terbatasi. Perlu simbiosis mutualisme, silaturahim yang terjaga dengan semua pihak," ungkap mantan Dewan Penasihat Golkar itu.

Menurut dia, silaturahim kali ini di mana sejumlah petinggi dan mantan petinggi Golkar berkumpul menelurkan sejumlah pemikiran untuk kemajuan bangsa.

Menurut Paloh, dirinya mendukung penyatuan gerak Golkar dan Nasional Demokrat untuk mendorong kebaikan. Namun, bukan berarti Nasional Demokrat akan bergabung secara organisatoris dengan Golkar. Keduanya hanya sama-sama bercita-cita membawa suasana perubahan di Indonesia.

Nasional Demokrat juga belum merencanakan untuk menjadi partai politik. Rencana baru terpikirkan jika situasi dan keadaannya memaksa.

"Belum ada planning rencana, red) untuk itu. Kita lihat perkembangan," katanya menegaskan.(*)
(T.R018/R009)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010