Pekanbaru (ANTARA News) - Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Yanizur, mengatakan sebanyak 30 imigran gelap telah dipulangkan ke negara asal karena stres, bahkan hingga ada yang mencoba bunuh diri.

"Mereka minta pulang, bukan dideportasi, karena banyak dari mereka stres akibat tak mendapat kejelasan nasib di Indonesia," kata Yanizur kepada ANTARA, di Pekanbaru, Rabu.

Ia menjelaskan, 30 imigran tersebut dipulangkan pihak imigrasi dengan fasilitasi dari IOM (International Organization of Migration) pada tanggal 27 Agustus. Mereka terdiri dari 22 imigran asal Irak dan sisanya Afghanistan.

Yanizur mengatakan ada seorang imigran dari Irak yang mencoba bunuh diri, hanya karena pesawat yang akan ditumpanginya ditunda keberangkatannya.

"Imigran dari Irak ini coba bunuh diri pakai silet, hanya karena pesawat yang akan ditumpanginya ditunda berangkatnya," kata Yanizur yang meminta identitas imigran dirahasiakan.

Menurut dia, kebanyakan imigran gelap yang ditampung di Rudenim Pekanbaru mengalami stres karena nasib mereka yang tak menentu. Ia mengatakan para imigran tersebut sebenarnya adalah pencari suaka yang terpaksa pergi dari negaranya karena perang yang tak berkesudahan.

"Indonesia menjadi negara transit para imigran untuk mencari suaka, umumnya mereka berencana ke Australia," katanya.

Ia juga mengatakan kondisi Rudenim yang penuh sesak juga mengakibatkan para imigran stres. Menurut dia, Rudenim Pekanbaru sudah kelebihan penghuni dan kini menampung sebanyak 86 imigran gelap.

Pihak berwenang sudah menyiasati kepadatan itu dengan menempatkan enam orang di satu kamar tahanan, dari jumlah ideal yang hanya empat orang. Bahkan, empat ruang kerja di Rudenim juga telah disulap untuk menampung imigran gelap.
(F012/Z003)

Pewarta: NON
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010