Washington (ANTARA News) - Tingginya angka pengangguran akan mempengaruhi nasib para sekutu Presiden Demokrat Barack Obama dalam pemilu mendatang, tapi angka itu menjadi indikator yang tidak sempurna dalam manajemen ekonomi pemerintahan Obama.

Jika praktik masa lalu menjadi panduan, beberapa saat setelah sarapan Jumat 8 Oktober lalu, Obama mungkin berjalan di depan kamera dan membahas salah satu kartu laporan terpenting dalam karir politiknya.

Dia akan membahas laporan bulanan teranyar mengenai pengangguran, laporan terakhir sebelum pemilu sela 2 November 2010. Laporan itu akan mencakup tingkat pengangguran yang dikutip ratusan kali pada berbagai pidatonya selama kampanye.

Setiap angka di atas tingkat 9,6 persen yang saat ini dicapai, bakal memuluskan jalan Partai Republik dalam menguasai Kongres, sekaligus menempatkannya bukan hanya sekedar rintangan tapi kendala sepenuhnya penuh terhadap tujuan-tuuan kebijakan pemerintahan Obama.

Turun tajamnya angka pengangguran akan membantu Obama meyakinkan para pemilih bahwa kebijakan ekonominya bekerja baik, meskipun lambat, dan membantu Demokrat tetap mengendalikan Senat, bahkan Kongres.

Berkaitan dengan hasil, gambaran itu akan dilihat di Gedung Putih, Wall Street dan di luar itu, sebagai pandangan vital menuju sehatnya perekonomian terbesar dunia tersebut.

Namun dalam iklim politik yang suram seperti sekarang gambaran itu terlalu berat, kata para ekonom.

"Hal tersulit saat Anda berada di pemerintahan adalah bukan soal angka yang terlalu tinggi atau terlalu rendah," kata Phillip Swagel, mantan kepala staf Dewan Penasihat Ekonomi George W. Bush.

"Selalu ada kecenderungan pada apapun yang muncul lima menit lalu, untuk berpikir bahwa segala sesuatu tergantung pada itu. Tapi tidak sesederhana itu, Ekonomi terlalu rumit dan terlalu gaduh untuk digantungkan pada satu bagian informasi.

"Ketika tidak ada seorangpun membantah bahwa survei kerja tidak penting, agenda Oktober 8 menyisakan beberapa catatan kaki.

Pertama, program kerja hampir pasti akan direvisi. Tidak semua dari 390 ribu lokasi pekerjaan yang disurvei menjawab sesuai tenggat waktu sehingga membuat yang kedua dan ketiga menilai seberapa banyak pekerjaan yang bisa diciptakan.

Belakangan ini revisi-revisi itu menjadi penting. "Lapangan kerja selama resesi direvisi oleh angka yang dramatis, hampir satu juta pekerjaan untuk satu tahun," kata Zach Pandl, ekonom Nomura.

Dan bahkan tanpa revisi pun angka-angka itu bisa gaduh: hari libur, atau peningkatan sementara selama sensus bisa menciptakan kesulitan.

Tantangan terbesar para pemilih adalah menafsirkan data.

Kenaikan pada angka pengangguran anehnya menjadi tanda bahwa kepercayaan tumbuh selama masa pemulihan, itu karena orang membanjiri lagi bursa kerja setelah mengganggur sekian lama.

Sebaliknya, penurunan angka pengangguran kadang-kadang berarti lebih banyak pekerja keluar dari bursa kerja, sebuah isyarat menyuramnya keadaan.

Dalam beberapa bulan terakhir grafik kerja itu disambut positif pasar saham, yang seperti halnya Gedung Putih, telah menihilkan pertumbuhan lapangan kerja di sektor swasta.

"Selalu ada kontradiksi dalam data. Inilah alasan mengapa saya mempunyai pekerjaan," Pandl bergurau.

Bahkan ketika sebuah tren dilihat berakhir selama periode yang lama, para ahli berpendapat pengangguran harus dilihat berdasarkan indikator-indikator.

"Masyarakat pada umumnya tidak terlalu canggih pandangannya mengaia indikator-indikator itu, kebanyakan terlalu bergantung pada satu indikator," kata mantan gubernur Federal Reserve, Gramley Lyle.

"Laporan pengangguran adalah salah satu yang terpenting dalam hal memahami apa yang sedang terjadi dalam perekonomian, namun bagian-bagian berbeda dari laporan kerja harus ditafsirkan berbeda."

Orang-orang di belakang kagum dengan cara kerja mereka.

"Kadang saya melihat kita memaparkan laporan-laporan bagus, tapi hanya karena orang-orang pesimistis bukan berarti laporan itu tak berarti apa-apa. Di pihak lain saya melihat kita dihadapkan pada laporan yang buruk dan itu pun tidak seburuk yang dikira orang sehingga pasar tampak bahagia," kata Norbert Ore, pencipta indeks manufaktur ISM, yaitu indikator kesehatan sektor ini.

Namun Wall Street masih memberik indikator terbaik bagi pemilih dakan menilai bagaimana perekonomian berjalan, kata Pandl.

"Pasar sangat pintar. Anda mempunyai jutaan orang untuk mengambil konsensus secara simultan mengenai apa yang penting dan apa yang tidak, sehingga pantas didengarkan."

"Pasar masih merupakan ringkasan terbaik yang kita punya."

Itu bisa menjadi konsep memabukkan bagi Gedung Putih. Sejak Obama memerintah, Dow Jones Industrial Average telah menguat sekitar 30 persen.

Namun jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan tujuh dari sepuluh orang Amerika tahu setidaknya satu dari 15 juta orang Amerika yang berhenti bekerja, tingkat angkatan kerja masih akan menjadi statistik terpenting yang menentukan dalam pemilu mendatang. (*)

AFP/Adam Rizal/Jafar

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010