Libreville (ANTARA News/Reuters) - Para menteri lingkungan hidup Afrika, Jumat, mendirikan satu badan penelitian internasional guna mengaji dan melindungi margasatwa di benua itu, dengan tujuan mengubah hilangnya keragaman hayati di sana.

Afrika terkenal karena singa, gajah, badak dan macan tutul yang menarik jutaan wisatawan setiap tahun, tapi margasatwanya terancam oleh tekanan pertambahan penduduk, perburuan gelap dan penggurunan.

Gajah afrika berukuran lebih besar dari gajah asia termasuk yang terbesar di dunia, dengan berat badan mencapai 6.000 kilogram.

Satu deklarasi yang dikeluarkan Jumat larut malam, pada akhir konferensi selama dua pekan mengenai keragaman hayati di ibu kota Gabon Libreville, menyatakan badan yang diusulkan tersebut akan menarik ilmuwan dari seluruh Afrika.

Lembaga itu akan "mengumpulkan pengetahuan tentang keragaman hayati dan perlindungannya ... penelitian jalur migrasi spesies penting margasatwa dan habitat mereka serta daerah yang rentan terhadap perubahan iklim ... (dan mendirikan) pusat keragaman hayati regional".

Mereka juga berjanji akan meningkatkan kerja sama lintas perbatasan.

Program lingkungan hidup PBB menyatakan Afrika memiliki 1.229 spesies mamalia, seperempat dari seluruh hewan mamalia di Bumi, dan sebanyak 2.000 spesies burung, seperlima dari jumlah hewan terbang tersebut di dunia.

Salah satunya adalah burung Pecuk-ular Afrika (Anhinga rufa) --burung di Afrika sub-Sahara. Spesies itu mendirikan sarang di pohon dan mengerami tiga hingga enam telur. Burung tersebut memiliki leher yang sangat panjang, dan dapat berenang dengan leher di atas permukaan air.

Lembah Sungai Kongo adalah hutan hujan terbesar kedua di dunia, setelah Amazon.

Sejak memangku jabatan di Gabon setelah ayahnya meninggal tahun lalu, Presiden Ali Ben Bongo telah menjadikan dirinya sebagai pendukung kuat lingkungan hidup, dan melarang ekspor kayu mentah, memperluas daerah perlindungan serta menciptakan 13 taman nasional baru. (C003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010