New York (ANTARA News) - New York City mengaktifkan 500 kamera kereta bawah tanah di stasiun-stasiun yang ramai dengan orang-orang yang bepergian, untuk menanggapi ancaman seperti pemboman yang diupayakan di Times Square, kata Walikota Michael Bloomberg.

Kamera-kamera di stasiun-stasiun kereta bawah tanah Times Square, Peen station dan Grand Central menandai perluasan program yang telah diumumkan sebelumnya.

Pengaktifan itu dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah kamera keamanan di Manhattan menjadi sekitar 3.000 dari 1.159 kamera keamanan, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kamera-kamera itu sebagian besar dibiayai dengan 120 juta dolar AS dana bantuan Departemen Keamanan dalam Negeri AS. Selain itu, Otoritas Transportasi Metropolitan telah mengaktifkan 1.400 kamera keamanan miliknya sendiri dalam enam bulan terakhir.

New York City telah diserang dua kali -- dalam pemboman truk pada 1993 terhadap World Trade Center dan serangan pembajakan bunuh diri pada 11 September 2001. Sejak itu 11 rencana lainnya terhadap kota itu telah berhasil dihindarkan, kata polisi.

Pada 1 Mei lalu, seorang warga Amerika kelahiran Pakistan telah memarkir sebuah truk yang dipenuhi dengan bahan bakar dan kembang api di Times Square, upaya untuk menimbulkan ledakan. Faisal Shahzad mengaku bersalah atas kejahatan itu dan menghadapi hukuman penjara seumur hidup.

Setahun lalu, seorang imigran Afghanistan telah ditangkap dengan tuduhan merencanakan serangan bom bunuh diri di kerata bawah tanah Kota New York. Najibullah Zazi juga mengaku bersalah atas tuduhan itu.

"Pemboman pada 1 Mei di Times Square itu semuanya bukti yang kita butuhkan bahwa pengawasan di engah kta itu sangat penting, dan baru setahun lalu pekan ini bahwa Najibullah Zazi ditangkap dengan tuduhan yang mana ia kemudian mengaku bersalah di pengadilan federal di kota kita," kata Walikota New York City Bloomberg pada wartawan.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010