Jakarta (ANTARA News) - Peristiwa Musa membelah Laut Merah untuk Bani  Israel mungkin adalah keajaiban paling spektakuler yang dijelaskan dalam Perjanjian Lama.

Sekarang para ilmuwan percaya bahwa fenomena itu mungkin terjadi - meskipun hal itu lebih berdasarkan Ilmu Alam daripada Musa.

Sebuah simulasi komputer menunjukkan bahwa hembusan angin timur yang kuat, yang meniup selama 12 jam dalam semalam, bisa mendorong terciptanya perairan dangkal selama empat jam yang membelah perairan seperti tergambar dalam Eksodus Musa dengan Bani Israel.

Dalam cerita di Injil, yang juga dipertontonkan Hollywood dalam sebuah film kepahlwanan Charlton Heston dalam The Ten Commandments, Moses and Bangsa Israel, mereka terjebak di antara kejaran kereta Firaun dan laut.

Berkat petunjuk Tuhan, hembusan angin dari timur yang bertiup kencang sepanjang malam membelah dan meninggalkan satu bagian tanah yang kering dengan dinding air di kedua sisinya.

Bangsa Israel berhasil melarikan diri, tapi ketika bala tentara Firaun mengejar, maka perairan laut itu kembali seperti semula dan menenggelamkannya.

Para ilmuwan yakin bahwa kemungkinan lokasi 'keajaiban' itu bukan di Laut Merah, melainkan dekat di daerah Delta Nil dimana sebuah sungai kuno diyakini menyatu dengan pesisir pantai.

Catatan analisis arkeologi dengan berdasarkan pengukuran satelit dan peta memungkinkan para peneliti memperkirakan aliran air dan kedalaman lokasi 3.000 tahun yang lalu. Sebuah komputer digunakan untuk mensimulasikan dampak angin kencang di perairan sedalam 6ft.

Para ilmuwan menemukan angin timur yang bertiup 63 mph selama 12 jam akan mendorong air kembali, baik ke dalam danau dan saluran sungai. Hal itu akan menciptakan sebuah jembatan tanah sepanjang sekitar dua mil dan lebar tiga kilometer yang berlangsung selama empat jam.

Air benar-benar terpisah, dengan hambatan air meningkat pada kedua sisi datar yang baru tercampur lumpur.

Begitu angin turun, air akan segera kembali menutup, seperti sebuah pasang surut yang membosankan.

Siapa pun yang terdampar di lumpur akan berisiko tenggelam, kata para ilmuwan, penemuannya dilaporkan dalam jurnal online Public Library of Science ONE.

Peneliti utama Carl Drews, dari National Centre for Atmospheric Research di Boulder, Colorado, mengatakan: "Orang selalu terpesona oleh kisah Eksodus Musa, bertanya-tanya apakah itu benar-benar fakta sejarah. Apa penelitian ini menunjukkan deskripsi perairan yang terbelah dan memiliki dasar dalam hukum-hukum fisika.

'Terbelahnya air dapat terjadi melalui dinamika fluida. Angin menggerakan air sesuai dengan teori dalam hukum-hukum fisika, menciptakan perjalanan aman dengan air pada dua sisi dan kemudian memungkinkan air untuk segera menutup kembali seperti semula'

Simulasi komputer menunjukkan bahwa lahan kering juga bisa terjadi pada saat badai angin.

Peristiwa-peristiwa itu tidak sesuai dengan penjelasan di Injil, karena keduanya adalah satu kesatuan air lebih mungkin terdorong ke satu sisi daripada terbelah.

Teori sebelumnya menjelaskan terbelahnya Laut Merah. Pertama karena tsunami, yang dapat menyebabkan badan air mundur dan kemudian maju dengan cepat. Namun peristiwa seperti itu tidak terjadi semalaman seperti yang dijelaskan dalam Injil, atau terkait dengan angin.

Penerjemah:
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010