Bengkulu (ANTARA News) - Puluhan wartawan media cetak dan elektronik menuntut Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bengkulu Nana Sudjana agar dicopot dari jabatannya terkait pengusiran wartawan di daerah ini.

"Kami menuntut Nana Sudjana agar dicopot dari jabatannya karena dinilai melecehkan profesi wartawan dalam menjalan tugas jurnaslitiknya," kata Zaki Antoni, wartawan senior dari salah satu media harian terbitan Bengkulu saat melakukan orasi di Kantor Gubernur Bengkulu, Kamis.

Ia menjelaskan, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Bengkulu yang baru dua hari dilantik sudah mengusir wartawan saat meliput kegiatan serah terima jabatan dari Darwin ke Nana Sudjana beberapa hari lalu.

Wartawan selain menuntut Kepala BKD itu lengser, juga minta maaf secara tertulis di berbagai media massa dan tidak mengulangi perbuatannya.

Ia menilai yang bersangkutan tidak tepat menjadi pejabat publik atau sipil karena selama ini sudah terbiasa dibina dalam organisasi militer, sehingga watak arogansi dan otoriternya masih kental.

Walau ia diperbantukan pada jabatan sipil hendaknya ditempatkan pada posisi startegis seperti penanggulangan bencana atau Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).

Untuk jabatan BKD cukup dipegang oleh pegawai negeri sipil (PNS), karena berhubungan langsung dengan masyarakat, katanya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Bengkulu Drs Riuslan Paguci mengatakan, aksi damai para wartawan itu bukan bernuansa politik atau ditunggangi pihak luar, tetapi murni menyampaikan aspirasi keperihatinan terhadap harkat dan martabat wartawan yang dilecehkan pejabat.

Sekarang ini banyak kalangan pejabat, oknum dan pengusaha memandang profesi wartawan sebagai lawan dan bukan mitra kerja, sehingga seenaknya mempermalukan wartawan.

Seorang wartawan dalam menjalan tugas jurnalistiknya dilindungi undang-undang untuk mendapatkan informasi. Bila ada yang menghalangi atau menghambatnya akan dikenakan denda materi dan hukuman.

Tindakan aksi damai ini sebagai bentuk keperihatinan terhadap pejabat bermental rendah menghargai profesi wartawan yang tengah menjalankan tugas jurnalistik sehari-hari, tandas Riuslan.

Aksi damai wartawan itu bergerak dari kantor PWI Jalan Pembangunan Padang Harapan menuju kantor Gubernur Bengkulu dan dikawal aparat kepolisian.

Usai orasi para wartawan itu kembali ke kantor PWI dan langsung bubar menjalankan tugasnya masing-masing, sedangkan pihak Pemprov Bengkulu tidak diberi kesempatan untuk membela diri melalui jawaban terkait aksi tersebut. (Z005/K004)

Pewarta: NON
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010