Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang Irfan Kurniawan memperkirakan rupiah berpeluang naik pada pekan depan, karena pelaku pasar lebih cenderung mengalihkan perhatian ke pasar domestik, menyusul pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi dan laju inflasi yang kian membaik.

Faktor internal yang membaik itu memberikan kepercayaan pelaku pasar, khususnya asing untuk kembali membeli rupiah, mereka mengabaikan kekhawatiran atas pertumbuhan global yang tak menentu, katanya di Jakarta, Jumat.

Rupiah pada Jumat hanya turun satu poin menjadi Rp8.950-Rp8.960 per dolar.

Irfan Kurniawan yang juga Equity Chief PT First Asia Capital mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah yang makin kecil menunjukkan bahwa pasar mulai kembali berminat membeli rupiah.

Selain didukung dengan data ekonomi makro Indonesia yang cukup bagus, mereka juga sulit mengalihkan dananya ke pasar lain karena kurang menguntungkan, katanya.

Pasar domestik, lanjut dia, dengan tingkat bunga yang jauh diatas bunga dolar merupakan salah satu daya tarik bagi mereka untuk tetap menginvestasikan dana di Indonesia.

Apabila pembelian rupiah terjadi dalam jumlah besar, maka peluang rupiah mencapai Rp8.900 makin besar, katanya.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga berusaha mendorong sektor usaha untuk tumbuh lebih baik dengan mengajak perbankan aktif menyalurkan kredit.

Karena itu, ekonomi yang didukung sektor konsumsi dan sektor usaha serta perbankan ditambah dengan investasi asing maka ekonomi akan dapat tumbuh di atas target pemerintah 6,4 persen, ucapnya.

Posisi rupiah, lanjut dia, saat ini cukup jauh di bawah angka Rp9.000 per dolar, dan berpeluang mendekati Rp8.900 per dolar apalagi Bank Indonesia (BI) membiarkan pergerakan rupiah diserahkan pada pasar.
(H-CS/A026)

Pewarta: NON
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010