Tembilahan (ANTARA News) - Warga Indragiri Hilir dihimbau mewaspadai berkembangnya wabah demam berdarah dengue (DBD), terutama pada musim penghujan saat ini.

Pejabat sementara Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hilir, Hadran, menyebutkan pada saat penghujan seperti saat ini warga harus lebih meningkatkan kebersihan lingkungan, terutama untuk media yang kemungkinan menjadi sarang berkembangnya jentik-jentik nyamuk DBD.

"Kita ingatkan warga agar selalu mewaspadai berkembangnya wabah DBD, terutama pada musim penghujang saat ini. Selalu bersihkan wadah yang diperkirakan akan menjadi media bersarangnya jentik-jentik nyamuk DBD," ingat Hadran, Minggu.

Warga harus menyingkirkan atau membuang bekas kaleng dan botol kosong, yakni dengan menimbunnya, sehingga tidak menjadi media bersarang jentik-jentik DBD.

Serta melakukan pengurasan bak mandi secara rutin dan tidak membiarkan terjadinya genangan air disekitar kediaman warga.

"Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) ini harus benar-benar diwaspadai warga Inhil, apalagi Indragiri Hilir merupakan daerah endemi DBD. Sehingga warga diharapkan pro aktif menjaga lingkungannya, agar terbebas dari serangan DBD," ujarnya.

Untuk mencegah berkembangnya wabah DBD di pemukiman warga, maka pihaknya telah melakukan pengasapan (fogging) di pemukiman warga yang dipandang rawan terjadinya berkembangnya DBD.

"Selain melakukan pengasapan di lingkungan warga, kita juga memberikan Abate gratis kepada warga," tegasnya.

Menurutnya, langkah paling efektif dalam pencegahan berkembangnya wabah DBD ialah dengan membudayakan 3 M, yakni menimbun, menguras dan membersihkan wadah yang diperkirakan menjadi media berkembangnya jentik-jentik nyamuk DBD.

"Memang langkah paling efektif yakni membudayakan 3 M, sedangkan kalau pengasapan hanya bersifat sementara untuk mengusir nyamuk pembawa wabah DBD," kata Hadran.

Berdasarkan data yang diperoleh ANTARA, pasca lebaran ini ada tiga warga Tembilahan yang terkena serangan DBD, dua diantaranya sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah sempat dirawat di RSUD Puri Husada. Sedangkan satu penderita anak-anak, saat ini sedang dirawat di RS. (ANT-027/K004)

Pewarta: NON
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010