Banda Aceh (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, telah menurunkan tim untuk menggiring gajah liar yang masuk dan menganggu pemukiman ke habitatnya.

"Tim dari kami sedang bekerja untuk menghalau dan menggiring kembali gajah liar ke hutan, seperti di Teunom (Aceh Jaya), Geumpang (Pidie), Aceh Barat, Aceh Timur dan Aceh Utara," kata Kepala BKSDA Aceh Abubakar Cekmad di Banda Aceh, Selasa.

Hal itu disampaikan menanggapi gangguan gajah terhadap areal pertanian dan pemukiman penduduk di sejumlah daerah rawan gangguan di provinsi tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Menurut dia, gangguan gajah di sejumlah wilayah di Aceh itu berlangsung bersamaan dan kondisi tersebut tentunya membuat petugas/pawang BKSDA kuwalahan.

"Petugas penghalau gajah yang kami miliki terbatas, namun terus berupaya menggiring agar satwa dilindungi itu bisa masuk kembali ke habitatnya di hutan," katanya menambahkan.

Kasus terbaru gangguan gajah terhadap penduduk di kawasan Geumpang, Kabupaten Pidie. Binatang berbelalai besar itu merusak lima unit rumah dan menghancurkan tanaman padi dengan areal seluas sekitar empat hektar milik penduduk setempat.

Abubakar Cekmad menyebutkan seringnya gajah muncul dan menganggu pemukiman penduduk sebagai dampak dari perluasan pembukaan kebun warga yang puluhan tahun menjadi daerah lintasan satwa dilindungi tersebut.

Selain itu, tambahnya, faktor pembalakkan hutan secara tidak terkendali sebagai penyumbang terbesar terjadinya konflik antara gajah dengan manusia.

"Karena itu kami juga mengimbau agar pembalakkan hutan dihentikan, termasuk upaya masyarakat membuka kebun baru di pinggiran hutan yang kemungkinan besar puluhan tahun menjadi lintasan binatang tersebut," katanya.

Jika pembalakan dan pengalihan hutan menjadi perkebunan tidak segera dihentikan, maka Abubakar menyebutkan konflik satwa dengan manusia sulit untuk diakhiri, kecuali dengan membunuh binatang tersebut.
(A042/M027)

Pewarta: NON
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010