Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Sejumlah warga di Kabupetan Lampung Selatan, Provinsi Lampung mulai marak menggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah untuk kebutuhan memasak.

Salah satu warga di Desa Sidodadi Kecamatan Jatiagung, Marinem, mengatakan, di Jatiagung, Kamis, penggunaan kompor minyak tanah dinilai lebih aman untuk kebutuhan sehari-hari meskipun lebih mahal.

Dia mengatakan, untuk mengirit pengeluaran itu, kompor tersebut hanya digunakan untuk memasak saat malam hari sehingga beban mahalnya minyak tanah tidak begitu terasa oleh warga.

"Kalau siang kami menggunakan kayu bakar karena potensi tersebut sangat banyak dengan memanfaatkan pohon kering dari perkebunan sekitar," kata dia.

Ia mengatakan, meskipun kasus ledakan elpiji di Lampung Selatan sangat minim rasa khawatir dan takut tersebut tidak dapat dihilangkan dengan melihat kejadian di sejumlah daerah lain.

Selain itu, dia mengatakan, kompor gas bersama tabung elpiji yang diterima saat ini banyak yang mengalami kerusakan sehingga warga enggan menggunakannya.

Dia berharap, pemerintah memberikan pengertian ulang dan mengganti sejumlah kompor gas milik warga dengan yang lebih berkualitas lagi sehingga warga tidak ragu-ragu menggunakannya yang disertai sosialisasi secara jelas.

Hesmawati, warga lainnya mengatakan, saat ini dirinya mengggunakan kompor berbahan bakar minyak tanah, namun penggunaanya hanya sesekali saja untuk memasak.

Sama halnya dengan Marinem, dia mengatakan, merasa lebih aman menggunakan kompor minyak tanah meskipun lebih ekonomis menggunakan elpiji.

"Jika ada jaminan keamanan menggunakan elpiji maka kami akan menggunakannya, namun hingga saat ini korban ledakan masih ada," jelas dia.

Sementara itu, salah seorang penjual makanan di Kecamatan Tanjungbintang, Asri,mengatakan, saat ini dirinya beralih menggunakan arang untuk memasak dagangannya yang semula menggunakan elpiji.

"Dengan arang saya rasa lebih irit dan nyaman untuk digunakan," tambah dia. (ANT-048/K004) 

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010