Jeddah (ANTARA News) - Pemerintah Arab Saudi tidak melarang siapa pun yang dianggap berisiko tinggi terinfeksi flu babi (H5N1) untuk datang ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji.

"Kami tidak melarang siapa pun, sebab menunaikan ibadah haji adalah suatu ritual keagamaan," kata Menteri Kesehatan Arab saudi Abdullah Al-Rabeeah di Riyadh, Minggu waktu setempat seperti yang dikutip Arab News Com.

Penegasan Al-Rabeeah itu disampaikan saat meresmikan kampanye nasional pemberian vaksinasi flu babi (swine flu).

Menkes Arab Saudi itu menjadi orang pertama yang divaksin flu babi, kemudian menyusul salah satu di antara anak kembar perempuannya, Hana (8 tahun), sedangkan saudara kembarnya, Haifa, tidak divaksinasi karena terinfeksi penyakit tersebut sebelumnya.

Satu juta orang akan divaksinasi pada tahap pertama kampanye dengan sasaran para jemaah calon haji yang bermukim di Arab Saudi, pekerja kesehatan, para pekerja yang terlibat penyelenggaraan ibadah haji dan melakukan kontak langsung dengan jemaah.

Kota Mekah dan Madinah menjadi prioritas utama sasaran vaksinasi.

Pemberian vaksinasi tersebut telah diakui oleh Otoritas Makanan dan Obat-obatan Arab Saudi (SFDA), Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) dan Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (EMEA).

Lebih jauh ia mengemukakan bahwa vaksin tersebut sebelumnya sudah diuji coba sehingga tidak perlu dikhawatirkan karena tidak ada efek sampingnya, baik terhadap orang dewasa maupun anak-anak.

Ia menambahkan, sejauh ini baru dua kasus flu babi dilaporkan diantara sekitar setengah juta calhaj yang sudah berada di tanah suci, dan tidak ada indikasi bahwa jumlah calhaj pada musim haji 1430H ini akan berkurang akibat merebaknya wabah flu babi.

Menurut catatan, sejauh ini dilaporkan terjadi 7.000 kasus flu babi di Arab saudi yang mengakibatkan 62 kematian, sedangkan 95 persen lebih dari orang yang terkena infeksi flu babi sembuh total.

Di bandara debarkasi calhaj dari seluruh dunia yakni bandara King Abdul Aziz Jeddah dan Bandara Malik Muhammad Abdul Aziz Madinah dilengkapi alat detektor pengukur suhu badan yang dikenakan terhadap para calon haji yang baru mendarat.

Sejauh ini baru dua orang calhaj Indonesia yang tertangkap alat tersebut, yakni Malik Ali Fakir dan Abbas Nii La Tuhu asal embarkasi Makassar. Namun setelah diobservasi selanjutnya, Malik ternyata hanya mengalami flu dan dinyatakan bebas dari flu babi, sedangkan Abbas baru tiba Minggu malam dan sampai berita ini diturunkan masih diobservasi di rumah sakit di Jeddah.

Pada bagian lain pernyataannya, Menkes Arab Saudi itu juga mengemukakan bahwa tanggung jawab masing-masing negara untuk memberikan rekomendasi kepada anak-anak, manula dan wanita hamil untuk menunaikan ibadah haji.

Pemerintah Indonesia sendiri melarang usia kehamilan tertentu untuk menunaikan ibadah haji, walaupun kenyataannya ada juga yang lolos, seperti halnya calhaj Iet Supriati asal Sukabumi yang melahirkan di Madinah akhir pekan lalu. (*)

Editor: Ricka Oktaviandini
COPYRIGHT © ANTARA 2009