Jeddah (ANTARA News) - Tahap pertama proyek monorel yang menghubungkan Mekah, Mina, Padang Arafah, dan Muzdalifah akan rampung 2010, sehingga jemaah calon haji tidak akan lagi terjebak kemacetan lalu lintas dengan bus-bus.

Wakil Menteri Urusan Wilayah Perkotaan dan Pedalaman Arab Saudi Habib Zain Al-Abidine sebagaimana dikutip Arab News, Senin, mengatakan sistem monorel yang sedang dibangun itu mampu mengangkut sekitar setengah juta jemaah dalam waktu operasional enam sampai delapan jam.

Pada saat musim haji, sekitar dua juta umat Islam dari berbagai penjuru dunia, termasuk 210.000 Calhaj Indonesia berkumpul untuk menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci.

Di Mekah, calhaj melakukan thawaf (mengitari Ka`bah tujuh kali), Sa`i (lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah di dalam kompleks Masjidil Haram).

Jarak dari Mekah ke Mina 7 KM, Mina - Mudzalifah 5 KM dan Mudzalifah - Arafah 9 KM. Jadi, jarak antara Mekah dan Arafah seluruhnya 21 KM.

Dengan rampungnya proyek monorel bernilai 6,75 Riyal (sekitar Rp16,5 triliun) tersebut, menurut Al-Abidine, sekitar 30.000 kendaraan bus atau angkutan lainnya tidak akan dioperasionalkan lagi.

"Proyek ini akan mengakhiri keruwetan lalu lintas yang memusingkan jamaah selama ini," ujar Al-Abidine seraya menambahkan, begitu tahap pertama proyek ini dinilai berhasil, akan dikembangkan ke kota-kota lainnya di Arab Saudi.

Sistem monorel yang diterapkan berupa kereta magnetik yang melaju di atas jembatan layang (sekitar delapan meter di atas permukaan tanah) sehingga tidak mengganggu sistem transportasi lainnya.

Menurut catatan, sistem monorel atau rel tunggal diciptakan oleh insinyur Jerman, Herman Kemper pada 1937 yang dioperasikan dengan magnit (magnetic levitated train atau maglev).

Persoalan angkutan dari pemondokan calhaj di Mekah ke Masjidil Haram, khususnya untuk calhaj Indonesia memang selalu dikeluhkan dari tahun ke tahun.

Pada musim haji l430 H, Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) menyewa 315 bus untuk mengangkut sekitar 191,500 calhaj.

Persoalan yang selalu muncul, jadwal kemacetan dan penumpukan kendaraan di ruas jalan di tengah kota menuju Masjidil Haram sehingga membuat kacaunya jadwal bus-bus "shuttle" yang disediakan, belum lagi akibat pengemudi yang sengaja tidak mematuhi jam kerja atau rute yang telah ditentukan sesuai kontrak.

Bus-bus shuttle yang disewa melayani rute di 32 pemberhentian di kawasan pemondokan Calhaj Indonesia yang tersebar di 11 distrik di kota Mekah.

Keruwetan diperkirakan bertambah parah menjelang puncak musi haji nanti saat tiga jutaan umat muslim se-dunia tumplek di Mekah untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Mina adalah lokasi jamaah melakukan jumrah (melontar batu guna memperingati saat Nabi Ibrahim digoda syetan untuk mengingkari perintah Allah SWT menyembelih anaknya, Ismail) pada tiga jamarat (lokasi pelemparan batu) yakni Jumrah Ula, Aqaba, dan Wustha.

Di Padang Arafah, jamaah melakukan Wukuf (mengheningkan diri) pada 9 Zulhijjah (bertepatan tanggal 26 November untuk tahun 2009) sejak saat tergelincirnya matahari (sesudah Zuhur) sampai matahari terbenam.

Saat matahari terbenam (9 Zulhijjah malam), jamaah melakukan mabit

(menginap) di Muzdalifah. Di tempat itu, jamaah mengumpulkan batu kerikil untuk dilontarkan di Mina.

Keesokan harinya (10 Zulhijah atau 27 November), jamaah melakukan jumrah di Mina sampai tiga hari berikutnya.

Pada saat umat Islam di Tanah Air melakukan Shalat Idul Adha pada l0 Zulhijjah, calhaj seluruh dunia melaksanakan jumrah Aqabah di Mina.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009