Bekasi (ANTARA News) - Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Agama Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar), menggratiskan biaya jasa pengangkutan barang milik calon haji (calhaj) asal wilayah setempat di Asrama Haji Jawa Barat Embarkasi Jakarta-Bekasi.

"Namun, pembebasan biaya jasa pengangkut barang baru kami berlakukan pada saat pemberangkatan saja ke Tanah Suci. Dananya kami ambil dari APBD Kota Bekasi pada tahun ini," ujar Kepala Seksi (Kasi) Haji Kanwil Depag Kota Bekasi, Mujani, kepada ANTARA News, di Bekasi, Senin.

Imbauan tersebut dikatakannya saat memberikan pembekalan terhadap sekitar 900 calhaj yang tergabung dalam kelompok penerbangan (kloter) 83 dan 84 asal Kota Bekasi di Gedung Islamic Center.

Menurutnya, kebijakan tersebut diberikan untuk memperingan beban ongkos naik haji para calhaj. Sementara untuk biaya jasa pengangkut barang pada saat kepulangan masih dalam tahap permintaan kepada pemerintah setempat.

"Kami berharap agar jasa pengangkut barang pada saat kepulangan nanti dapat sekaligus ditanggung oleh APBD Kota Bekasi," katanya.

Mujani mengatakan, biaya pengangkutan barang yang dilakukan petugas porter pada saat keberangkatan sebesar Rp2 ribu per orang, sehingga bila jumlah tersebut dikalikan dengan kuota haji Kota Bekasi sebanyak 3.825 maka total biaya jasa pengangkutan melalui APBD sebesar Rp7.650.000.

Sementara untuk kepulangan, lanjut dia, biaya tersebut sebesar Rp7.500 per orang.

"Biaya kepulangan lebih mahal sebab rata-rata barang bawaan calhaj bertambah seberat 32 kilogram," ujarnya.

Adapun pembekalan yang diberikan Kanwil Depag Kota Bekasi kepada calhaj diantaranya, pembagian jadwal pemberangkatan ke tanah suci, tips menjaga kesehatan, pembagian rombongan, dan sosialisasi peraturan selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.

Sementara itu, Umi Khumaini (45), calhaj asal Kecamatan Bekasi Timur, mengaku senang dengan munculnya kebijakan tersebut. Namun, Umi mengkritisi adanya penjualan buku percakapan Bahasa Arab yang dijual oleh petugas Kanwil Depag setempat seharga Rp10 ribu.

"Menurut petugas yang menjual buku tersebut, harga bukunya sudah termasuk sumbangan untuk para korban gempa di Sumatra Barat, dan Jawa Barat sebesar Rp5.000," katanya.

Meski pembelian buku tersebut tidak diwajibkan, namun sejumlah calhaj menilai pihak Depag terkesan memanfaatkan situasi musim haji untuk memperoleh keuntungan.

"Mereka memberikan imbauan saat pembekalan kepada calhaj agar membeli buku tersebut untuk mempelajari percakapan bahasa Arab di tanah suci. Jangan momen yang baik ini dimanfaatkan segelintir pihak untuk mengeruk keuntungan pribadi dari calhaj," kata Umi. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009