Kepala Kantor Departemen Agama (Kakandepag) OKI, H Atosi Ali Umar, di Kayuagung, Rabu, mengatakan, seluruh calhaj tersebut saat ini tengah menjalankan rangkaian ibadah sunah, tetapi sebagian memilih melakukannya di masjid terdekat selain di Masjidil Haram.
Dia menyatakan, calhaj OKI itu sebagian besar yang berusia lanjut memilih untuk shalat di masjid terdekat, tetapi yang masih muda banyak pergi ke Masjidil Haram sejauh enam kilometer dari penginapan.
Calhaj yang ingin menunaikan rangkaian ibadah sunah dan wajib di Masjidil Haram harus berjalan kaki sejauh satu kilometer untuk menuju ke terminal, lalu naik bus beberapa puluh menit lamanya untuk sampai di masjid bersejarah bagi umat Islam tersebut.
"Saya menyarankan kepada petugas pembimbing calhaj OKI, agar menasehati calhaj yang sudah berusia lanjut supaya tidak memaksakan diri pergi ke Masjidil Haram," ujar dia pula.
Sesuai jadwal yang telah ditetapkan, lanjut dia, para calhaj itu pada 25 atau 26 November lepas Shalat Dzuhur akan melakukan wukuf di Padang Arafah dan lepas Maghrib melontarkan jumroh Aqobah di Mina.
Selanjutnya, kata dia lagi, pada 28 hingga 30 November, calhaj OKI akan melontarkan tiga kali jumroh di Mina seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS sebagai bentuk permintaan kepada Allah SWT agar dijauhi dari godaan iblis serta setan terkutuk.
Jika para calhaj OKI itu belum kelelahan, kata dia pula, mereka akan ke Mekkah untuk melakukan tawaf ifadoh.
Tapi kegiatan itu, bisa ditunda keesokan harinya kalau jemaah memilih untuk beristirahat.
Dia mengaku, keesokan harinya para calhaj OKI tersebut akan melakukan sa`i dan mencukur rambut, sehingga selesai sudah seluruh rangkaian ibadah wajib bagi seluruh jemaah haji, sedangkan untuk ibadah sunah boleh dikerjakan atau tidak sama sekali.
Dia menambahkan, pada 5 Desember seluruh calhaj OKI akan bertolak dari Mekkah menuju Indonesia dan diperkirakan tiba di Kayuagung, ibukota Kabupaten OKI pada 7 Desember.
"Doakan mereka semua tetap diberikan kesehatan, sehingga bisa menjalankan seluruh ibadah wajib dan sunah, lalu pulang dalam keadaan selamat tanpa kekurangan apa pun dan bisa menjadi haji mabrur," demikian Kakandepag OKI.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009
