Jeddah (ANTARA News) - Keterlambatan penerbangan sejumlah pesawat yang memulangkan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci tidak terhindarkan akibat tingginya frekuensi kedatangan dan pemberangkatan pesawat di bandara King Abdul Aziz Jeddah (KAA).

"Keterlambatan dua sampai tiga jam dari jadwal semula tidak terhindari," kata Manajer Piket (Duty Manager) Garuda, Ali Mahmudi, di Jeddah Kamis.

Menurut dia, saat ini terjadi penumpukan calon penumpang di pintu-pintu masuk (congestion gates) menuju tempat pengecekan penumpang (counter desk), meski seluruh pintu masuk (gate) di terminal haji Bandara Jeddah yang jumlahnya 12 sudah dioperasikan.

Mahmudi mengatakan, hal itu memang normal terjadi pada saat awal-awal pekan kepulangan jemaah setelah mereka menunaikan ibadah Rukun Islam kelima tersebut.

Pada awal-awal pekan pertama kepulangan jemaah, menurut dia, sejumlah jemaah haji dari negara-negara yang berdekatan dengan Arab Saudi seperti Turki, Iran, Sudan, atau negara-negara di kawasan Timur Tengah lainnya ingin segera meninggalkan Tanah Suci.

Saat itu, sambung Mahmudi, frekuensi penerbangan dari Bandara KAA Jeddah meningkat dari 60-an pesawat pada hari-hari biasa, menjadi 214 pesawat sehari, bahkan pada musim haji tahun lalu sampai 224 pesawat terbang.

Dengan menekan jumlah frekuensi penerbangan setiap harinya, penumpukan penumpang di Bandara KAA sedikit bisa dihindari, walaupun berakibat lama tinggal jemaah di Tanah Suci lebih panjang.

Bukan penerbangan Garuda saja yang tertunda keberangkatannya, penumpang pesawat negara-negara lain juga mengalami hal yang sama, kata Mahmudi.

Pada hari kedua kepulangan jemaah haji, tercatat 20 kloter ke Indonesia yang mengangkut 8.095 jemaah menuju bandara Banda Aceh, Batam, Banjarmasin, Jakarta, Medan, Solo, Surabaya, Palembang dan Padang.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009